kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menengok hotel halal pertama di Malaysia


Minggu, 30 April 2017 / 12:22 WIB
Menengok hotel halal pertama di Malaysia


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KUALA LUMPUR. Di Malaysia, berdiri hotel halal bernama PNB Perdana Hotel. Standar operasional hotel ini adalah Al Quran.

Terletak tak jauh dari Menara Petronas, di jantung Kuala Lumpur, hotel pertama bersertifikat halal didirikan di Malaysia. Halal berarti peraturan yang berlaku di hotel tersebut berlandaskan hukum syariah. Halal di sini merujuk pada makanan, barang-barang, hingga layanan.

Warga Muslim terbilang mayoritas di Malaysia, yang mencapai 60% dari seluruh total populasi Malaysia. Pariwisata halal dinilai akan sangat berkembang di Negeri Jiran karena akan menarik wisatawan lokal dan asing.

Menurut Sirajuddin Suhaimee, direktur agensi yang mengeluarkan sertifikasi halal untuk bisnis, lonjakan permohonan aplikasi untuk sertifikat halal sangat drastis.

Di PNB Perdana, makanan yang dimasak dipastikan halal. Tamu non-Muslim diperbolehkan makan daging babi dan minum alkohol di kamar masing-masing. Dan, proses pembersihan akan dilakukan setelah tamu checkout untuk memastikan semua peralatan halal untuk pengunjung berikutnya.

Pengunjung pria dan wanita dapat bergabung di gym hotel. Namun, ada waktu tertentu, yakni pukul 21.00-23.00 yang khusus didedikasikan untuk tamu wanita.

"Ini seperti hotel normal lainnya," jelas Ismail Hisham Ahmad Zambri, general manager PNB Perdana Hotel.

Hotel ini bahkan mempekerjakan lulusan akademi hukum syariah yang memastikan operasional bisnis yang dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip Islami. Tugas utamanya termasuk melatih staf dan menyampaikan khutbah religi setiap hari.

Sertifikasi halal meliputi pendekatan menyeluruh dari restoran dan dapur hotel.

"Hal ini meliputi seluruh jaringan suplai produk, mulai dari bumbu-bumbu, proses memasak, kemasan, juga penyimpanan," jelas Sirajuddin.

Menurutnya, mendapatkan sertifikasi halal sangat baik untuk pebisnis Malaysia. Bagi pihak hotel, misalnya, hal ini dapat menarik pelancong dari berbagai negara.

Berdasarkan riset yang dirilis pada Oktober 2016 oleh Thomson Reuters, nilai yang digunakan warga Muslim untuk melancong diprediksi naik dari US$ 151 miliar di 2015 menjadi US$ 243 miliar di 2021. Hasil studi tersebut juga menempatkan industri perjalanan halal Malaysia di posisi kedua di dunia setelah Uni Emirat Arab.




TERBARU

[X]
×