kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Krisis anggur melanda Gereja di Venezuela


Selasa, 28 Mei 2013 / 17:41 WIB
Krisis anggur melanda Gereja di Venezuela
ILUSTRASI. Chatime produk minuman populer menggaet BT21 untuk berkolaborasi dengan produk minuman baru mereka.


Reporter: Dyah Megasari |

Gereja Katolik di Venezuela kehabisan persediaan anggur untuk merayakan misa. Habisnya anggur di sejumlah gereja ini tidak lepas dari kurangnya pasokan secara nasional.

Kelangkaan sejumlah produk memaksa produsen untuk menghentikan penjualan kepada gereja.

Kritik yang berkembang, kelangkaan dipicu oleh kontrol pemerintah yang makin ketat terhadap perekonomian negara. Selain itu, memang produksi dalam negeri tidak mencukupi.

Tapi pemerintah langsung membantah dan menuding bahwa kelangkaan disebabkan oleh konspirasi yang dipimpin oleh oposisi dan karena ada spekulan harga.

"Penyalur kami, Bodegas Pomar mengatakan bahwa mereka tidak bisa lagi membuat minuman anggur karena menghadapi sejumlah kesulitan," kata Juru Bicara Gereja, Monsinyur Lucker kepada BBC News.

Harus ada bahan impor

Dia mengatakan sejumlah bahan yang biasa diimpor oleh penyalur minuman anggur saat ini mengalami kelangkaan.

Monsinyur Lucker menambahkan bahwa persediaan minuman anggur mereka hanya cukup hingga dua bulan ke depan dan dia tidak tahu apakah gereja nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan anggur untuk misa dari luar Venezuela.

Menurutnya, persoalan yang dihadapi gereka tidak hanya minuman anggur, tapi juga harga roti untuk keperluan ibadah yang sudah kelewat mahal.

"Pembuat roti suci mengatakan kepada kami bahwa mereka harus menaikkan harga karena tidak bisa mendapatkan tepung dalam jumlah yang cukup," jelasnya.

Terlebih, gandum tidak ditanam di Venezuela yang berarti semuanya diimpor dari luar negeri.

"Satu paket roti yang biasanya dibeli dengan harga 50 bolivar (Rp73 ribu lebih) sekarang mencapai 100 bolivar (Rp147 ribu lebih)," katanya

Banyak warga Venezuela yang bertanya kenapa kondisi seperti ini bisa terjadi di negara yang menyatakan dirinya sebagai negara karena memiliki cadangan minyak paling besar di dunia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×