Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Krisis kredit global mendorong peningkatan akan permintaan beras dunia. Menurut Robert Zeigler, director-general International Rice Research Institute, perlambatan ekonomi membuat kaum tidak mampu lebih memilih untuk mengonsumsi beras untuk menggantikan posisi daging.
“Tingginya konsumsi beras secara otomatis akan mendongkrak harga beras,” jelas Zeigler. Catatan saja, dalam setahun belakang, harga beras sudah mengalami peningkatan sebesar 29% menjadi US$ 15,375 per 100 pon (45,35 kilogram).
Harga beras sempat menyentuh rekor tertingginya pada 24 April lalu sebesar US$ 25,07. Pada waktu itu, beberapa negara seperti Vietnam, India dan mesir memangkas ekspor beras untuk melindungi cadangan beras dalam negerinya.