kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Skandal Beras Impor, Menteri Pertanian Jepang Mengundurkan Diri


Jumat, 19 September 2008 / 13:20 WIB
Skandal Beras Impor, Menteri Pertanian Jepang Mengundurkan Diri
ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Menteri Pertanian Jepang Seiichi Ota dan petinggi birokrat pertanian lainnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Hal tersebut dilakukan menyusul dijualnya beras impor yang terkontaminasi ke produsen makanan dan restoran-restoran di Negeri Sakura itu.

Ota dalam pernyataan resminya hari ini di Tokyo menyatakan bahwa dirinya beserta Wakil Menteri Pertanian Toshiro Shirasu akan menanggalkan jabatannya. Seperti yang dirilis Televisi NHK, Sekretaris Kabinet Nobutaka Machimura akan menggantikan posisi Ota sebagai Menteri Pertanian.

Memang, sebelumnya, sang menteri mendapat banyak kritik dari politisi dan konsumen. Pasalnya, ada temuan yang menunjukkan bahwa beras impor yang ditujukan untuk penggunaan industri, termasuk sebagai bahan baku pembuatan lem, dijual oleh para distributor sehingga dikonsumsi oleh manusia. 

Seperti yang dikutip dari Daily Yomiuri pada 17 September lalu, beras yang terkontaminasi pestisida dan jamur tersebut, dijual oleh empat distributor ke 380 perusahaan termasuk di dalamnya produsen makanan dan pihak rumah sakit. Meski demikian, tidak dijelaskan lebih jauh apakah terdapat korban yang sakit akibat mengonsumsi beras tersebut.

Harian tersebut juga menulis, kementerian pertanian akan mengambil tindakan hukum kepada Mikasa Foods, yang merupakan salah satu distributor resmi juga kepada tiga perusahaan lainnya.

Pada minggu ini, pihak kementerian yang mengontrol pembelian beras domestik maupun luar negeri melalui sistem perdagangan, pada minggu ini mengatakan akan menunda tender impor beras hingga didapat langkah-langkah pencegahan penjualan hasil pertanian yang terkontaminasi.

Jepang memang secara rutin mengimpor sekitar 770.000 ton beras per tahun di bawah perjanjian World Trade Organization (WTO). Pada tahun keuangan lalu, Jepang sudah menghelat 15 tender beras impor dan membeli sekitar 8,65 juta ton beras luar negeri antara April 1995 hingga Maret 2008.

Selain kasus beras impor, pemerintahan Perdana Menteri Yasuo Fukuda pada tahun ini juga mengalami skandal kesehatan lainnya yang menyebabkan ia memutuskan untuk mengundurkan diri pada awal bulan ini.

Fukuda mengakui kesalahannya pada Februari lalu di mana pemerintahannya mengambil langkah keliru terhadap produk-produk China yang terkontaminasi pestisida yang menyebabkan sepuluh orang sakit di Jepang.

Bloomberg, Reuters


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×