kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurdi: Turki lancarkan serangan darat besar ke Suriah di tengah gencatan senjata


Kamis, 24 Oktober 2019 / 19:32 WIB
Kurdi: Turki lancarkan serangan darat besar ke Suriah di tengah gencatan senjata
ILUSTRASI. Seorang anggota Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) berdiri di sebuah truk pikap yang dipasang senjata dekat Baghouz, Provinsi Deir Al Zor, Suriah, 11 Februari 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi menyatakan, Turki dan sekutu pemberontak Suriah hari ini (24/10) melancarkan serangan darat besar yang menargetkan tiga desa, meskipun ada gencatan senjata.

Dalam sebuah pernyataan, SDF mengatakan, serangan pasukan Turki ke tiga desa di luar wilayah gencatan senjata di Suriah itu telah memaksa ribuan warga sipil untuk mengungsi. "Pasukan kami masih bertempur," kata SDF seperti dikutip Reuters.

SDF pun menuntut Turki untuk bertanggung jawab atas proses gencatan senjata di Suriah yang memburuk. Mereka juga mendesak Amerika Serikat (AS) untuk campur tangan segera guna menghentikan serangan tersebut.

Baca Juga: Polisi militer Rusia tiba di Suriah untuk melakukan patroli bersama Turki

"Terlepas dari komitmen pasukan kami terhadap keputusan gencatan senjata dan penarikan pasukan kami dari seluruh wilayah gencatan senjata, negara Turki dan faksi-faksi teroris yang bersekutu dengannya masih melanggar proses gencatan senjata," ujar SDF.

Secara terpisah, Juru bicara SDF Mustafa Bali menyebutkan, lewat kicauan di akun Twitter, SDF akan menggunakan haknya untuk membela diri.

Sebelumnya, Polisi Militer Rusia tiba di Kota Kobani, Suriah, Rabu (23/10), kala Moskow memperingatkan pasukan YPG, unit tempur dari SDF, bahwa mereka menghadapi konflik bersenjata lebih lanjut dengan Turki jika tidak menarik diri dari seluruh perbatasan Timur Laut Suriah.

Peringatan Rusia datang sehari setelah mencapai kesepakatan dengan Turki yang menyerukan penarikan penuh pejuang YPG, yang dulunya adalah sekutu AS tetapi oleh Ankara disebut teroris.

Baca Juga: Kremlin sebut Amerika Serikat telah menghianati suku Kurdi di Suriah

Kedatangan polisi negeri beruang merah di Kobani menandai dimulainya periode ketika pasukan keamanan Rusia dan Suriah akan mengawasi pemindahan para pejuang YPG setidaknya 30 km ke dalam Suriah, di bawah kesepakatan yang Presiden Vladimir Putin dan Tayyip Erdogan buat.

Penarikan YPG sepenuhnya akan menjadi kemenangan bagi Erdogan, yang melancarkan serangan lintas-perbatasan pada 9 Oktober lalu untuk mengusir milisi Kurdi Suriah dari perbatasan dan menciptakan "zona aman" bagi pemulangan para pengungsi Suriah.

Reuters melaporkan, Kementerian Pertahanan Rusia mengutip kantor berita TASS mengatakan, polisi akan membantu memfasilitasi penarikan YPG dari Kobani, kota perbatasan di sebelah Barat operasi militer Turki. Pasukan AS meninggalkan kota ini setelah keputusan mendadak Presiden Donald Trump bulan ini untuk mundur.




TERBARU

[X]
×