Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa
SIDNEY. Industri perbankan Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Australia mengalami kelesuan. Di Australia, penurunan laba dirasakan Australia and New Zealand Banking Group Ltd (ANZ). Bank terbesar ketiga Australia berdasarkan nilai aset itu, pada tiga bulan terakhir 2012 mencatat penurunan laba bersih 20% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan, laba bersih ANZ hanya sebesar A$ 1,36 miliar atau US$ 1,41 miliar, menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai A$ 1,7 miliar. Penurunan laba karena pemangkasan margin bisnis di Australia dan di sejumlah negara lain.
ANZ menjadi bank yang paling fokus dalam mengembangkan bisnis di Asia, dibanding empat bank Australia lain. Bank Negeri Kangguru ini mempertaruhkan bisnis pada pertumbuhan ekonomi Asia, setelah pasar hipotek negara itu berapa pada tingkat terlemah sejak tahun 1977.
Simon Burge, Kepala Investasi Asset Management Pty Ltd, mengatakan, tekanan pada margin bisnis internasional dan institusi menjadi titik utama penurunan laba bersih ANZ. "ANZ kemungkinan kembali fokus mempertahankan margin di masa depan," katanya.
Persaingan bisnis membuat ANZ menurunkan margin pembiayaan dan melakukan penghematan biaya. Di bawah Chief Executive Officer (CEO) Michael Smith, ANZ telah mengurangi 1.000 karyawan pada tahun lalu.
Naik di semester satu
Dalam laporan yang dikeluarkan pada Jumat (15/2), ANZ mengatakan, bunga pinjaman bank tersebut tidak mengalami perubahan sejak September 2012. Namun begitu, laba semester pertama 2013 diperkirakan kembali naik. Pendorong kenaikan laba adalan peningkatan pendapatan dan penurunan beban operasional. "Biaya perbankan internasional dan korporasi akan lebih terkontrol, walaupun margin tetap mengalami tekanan," kata Smith.
Meskipun laba ANZ turun, tidak semua bank Australia mengalami kelesuan. Commonwealth Bank of Australia pada 13 Februari 2013, melaporkan kenaikan laba semester pertama sebesar 1%. Sementara itu, National Australia Bank Ltd juga mencatat kenaikan keuntungan 3,6% pada tahun fiskal pertama 2012 yang berakhir Desember 2012.
Sebelumnya sejumlah bank investasi global yang berbasis di Eropa dan AS juga mengalami tekanan regulasi dan pemotongan biaya operasionaldi negara masing-masing. Mereka juga kehilangan pangsa pasar di negara berkembang, karena kalah bersaing dengan perusahaan investasi domestik yang lebih kecil.
Menurut Freeman & Co, di antara perusahaan sekuritas, Credit Suisse Group AG, Morgan Stanley, dan Citigroup Inc mengalami penurunan pangsa pasar paling besar di negara berkembang. Pasar investasi lembaga keuangan AS dan Eropa di Amerika Latin, Asia Tengah, China, India, Rusia, dan Eropa Timur, jatuh dari 69% pada 2005 menjadi 43% pada 2012.