Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa
BEIJING. Awan gelap yang menyelimuti ekonomi China berangsur-angsur hilang. Rebound atau naiknya kembali ekonomi Negeri Panda tersebut tercermin dari peningkatan keuntungan industri di China dalam tiga bulan ini.
Biro Statistik Nasional China mengatakan, pada November 2012, keuntungan industri di China mengalami kenaikan 22,8% menjadi 638,5 miliar yuan atau US$ 102 miliar dari tahun sebelumnya. Pada Oktober 2012, keuntungan industri di China naik lebih tipis sebesar 20,5%.
Kenaikan keuntungan industri di negara dengan ekonomi kedua terbesar di dunia itu, diatur sebagai salah satu upaya pemerintah memuluskan transisi kepemimpinan baru ke tangan Xi Jinping.
"Tren pemulihan ekonomi China cukup jelas sekarang. Pertumbuhan pada semester pertama 2012 akan lebih kuat karena pemerintah daerah bersemangat memulai investasi pada proyek baru," kata Shi Lei, analis Founder Securities Co.
Pulih tidak merata
Pemerintah China di bawah Partai Komunis, pada Maret 2013 nanti akan memiliki pemimpin baru. Untuk itu negara ini terus berupaya mempercepat persetujuan berbagai proyek investasi termasuk menggenjot belanja infrastruktur. Pimpinan Partai Komunis baru yaitu Xi Jinping berusaha mempertahankan pemulihan ekonomi tanpa memicu gelembung harga properti atau menambah buruk resiko kredit perbankan.
Menurut Shi Lei, prospek pemulihan ekonomi China masih diselimuti permintaan eksternal yang lemah termasuk upaya pemerintah untuk lebih keras dalam mengawasi sistem shadow banking. Praktik ini dianggap memiliki resiko tinggi karena menjalankan bisnis perbankan seperti menampung dana masyarakat dan menyalurkan kredit yang harusnya dilakukan bank.
Walau berbagai angka statistik menunjukkan optimisme pemulihan ekonomi China, namun dalam laporannya Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengatakan, pemulihan ekonomi di China tidak merata.
Dalam laporan China Beige Book, The Fed mengatakan, walau ada perbaikan di sektor ritel, real estate, dan pertambangan, namun di sisi lain ada kenaikan jumlah inventori dan pinjaman korporasi yang rendah. Dalam buku itu, CBB International LLC mengatakan, angka kredit yang rendah menjadi sinyal bahwa ekspansi perusahaan China belum menunjukkan periode kuat.
Bank Dunia sebelumnya mengatakan, tahun ini pertumbuhan ekonomi China diperkirakan sebesar 7,8% dan menjadi laju terlemah sejak 1999. Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi China diprediksi bakal kembali naik di kisaran angka 8,4%.
Dalam laporannya Biro Statistik China mencatat, dari 41 sektor industri di China, sebanyak 30 industri diantaranya mengalami peningkatan laba pada periode Januari 2012 sampai November 2012. Perusahaan pembangkit listrik mengalami kenaikan pertumbuhan laba sebesar 62,9% karena dipicu oleh penurunan harga batubara.
Industri pengolahan makanan mengalami peningkatan laba 16,6%. Sedangkan otomotif naik 7,4%, turun dari periode sama 2011 sebesar 9%.