Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - YOKOHAMA. Nissan Motor Co Ltd melaporkan penurunan labanya hingga 70% dan terpaksa memangkas prospek setahun penuh ke level terendah 11 tahun, Selasa (12/11). Pabrikan mobil asal Jepang ini dilanda kejatuhan penjualan di tengah gejolak di tubuh manajemen setelah penggulingan Carlos Ghosn dari kursi CEO.
Kinerja keuangan selama hampir dua tahun ini akan menjadi pekerjaan berat untuk tim eksekutif baru Nissan. Rencananya, tim eksekutif ini bakal secara penuh mengambil alih pada 1 Desember.
Asal tahu, menyusul pemecatan Ghosn hampir setahun lalu, Nissan dihadapkan masa-masa sulit. Mulai dari perseteruan dengan pemegang saham utama Renault SA, ketidakpastian atas kepemimpinan masa depan, dan penurunan laba.
Baca Juga: Ini daftar penjualan SUV murah bulan September 2019
Laba operasional pabrikan mobil terbesar kedua di Jepang berdasarkan penjualan mencapai 30 miliar yen (US$ 274,98 juta) selama periode Juli-September versus 101,2 miliar yen setahun sebelumnya. Menandai kinerja kuartal kedua terburuk dalam satu setengah dekade.
"Laba operasi untuk semester pertama tidak sesuai target kami," ujar Stephen Ma, corporate vice president dan bakal menempati posisi chief financial officer ke depannya dilansir dari Reuters.
"Kami meninjau kembali semua asumsi kami, dan seperti yang Anda lihat itulah sebabnya kami merevisi turun perkiraan volume penjualan kami untuk setahun penuh."
Nissan memangkas proyeksi laba operasi setahun penuh sebesar 35% menjadi 150 miliar yen. Itu akan menandai kinerja setahun penuh terburuk dalam 11 tahun. Sekarang penjualan ritel global mencapai 5,2 juta kendaraan, dari 5,5 juta sebelumnya.
Baca Juga: Putus dari Nissan Motor, saham MPMX direkomendasikan wait and see
Dalam beberapa pekan terakhir ini, Nissan telah merombak jajaran eksekutifnya. Makoto Uchida yang berusia 53 tahun ditunjuk sebagai CEO berikutnya, menggantikan posisi Ghosn.
Mobil Nissan kini dikenal sebagai merek murah dengan nilai jual kembali yang rendah. Sebagai konsekuensi dari langkah penjualan yang menebar diskon besar-besaran selama beberapa tahun, terutama di Amerika Serikat (AS).
Hal itulah yang mendorong Nissan untuk mengimplementasikan pemulihan global dengan memangkas hampir sepersepuluh tenaga kerjanya dan memangkas produksi kendaraan global 10% hingga 2023. Upaya ini juga sebagai bagian efisiensi biaya yang kononnya telah menggelembung saat Ghosn menjadi CEO.