Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Nokia, pemasok peralatan telekomunikasi asal Finlandia, melaporkan peningkatan laba operasional sebesar 9% pada kuartal ketiga 2024 berkat langkah-langkah pengurangan biaya, meskipun penjualan bersih menurun 8% menjadi 4,33 miliar euro.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh turunnya penjualan di India, menyebabkan saham perusahaan turun 3%. Angka ini lebih rendah dibandingkan estimasi analis yang memprediksi penjualan sebesar 4,76 miliar euro.
Pemulihan Permintaan di Amerika Utara
Seperti pesaingnya, Ericsson, Nokia juga melihat tanda-tanda pemulihan permintaan di beberapa area, terutama di Amerika Utara yang sebelumnya mengalami kelemahan selama beberapa tahun.
Baca Juga: Perusahaan Pembuat Nokia, Rilis Ponsel Lipat Mini Barbie Phone
Namun, pangsa pasar Nokia di wilayah tersebut menurun setelah kehilangan beberapa kontrak besar dengan Verizon dan AT&T. CEO Nokia, Pekka Lundmark, menyatakan bahwa pasar telekomunikasi telah melewati siklus yang buruk dan mulai pulih, meskipun pertumbuhan berjalan lebih lambat dari yang diharapkan.
Lundmark menekankan bahwa meskipun ada pemulihan di Amerika Utara, pasar telekomunikasi tidak akan menjadi pasar dengan pertumbuhan besar. Namun, infrastruktur jaringan menunjukkan pertumbuhan kuat di kuartal ketiga.
Target Pasar Baru: Data Center dan Sektor Pertahanan
Dalam upaya mencari sumber pertumbuhan baru, Nokia telah mengarahkan fokusnya pada pusat data dan sektor pertahanan. Pada bulan Juni, Nokia mengakuisisi perusahaan peralatan jaringan optik asal AS, Infinera, dengan harga US$2,3 miliar.
Akuisisi ini bertujuan untuk memperluas jangkauan Nokia di kalangan operator pusat data, sektor yang menurut Lundmark telah mulai menunjukkan pertumbuhan.
Baca Juga: Nokia dan Indosat Ooredoo Hutchison Kembangkan Talenta Digital Indonesia
Pemulihan Permintaan di India
Meskipun permintaan dari klien di India turun secara signifikan tahun ini, Nokia telah mendapatkan kontrak besar dari Vodafone Idea dan diharapkan mendapatkan kontrak lain dari Bharti Airtel. Lundmark optimistis bahwa pasar India akan kembali tumbuh pada tahun depan.
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Nokia naik menjadi 454 juta euro, melampaui perkiraan analis sebesar 424 juta euro menurut survei LSEG.
Meski begitu, Nokia mempertahankan prospek laba setahun penuh di kisaran 2,3 miliar hingga 2,9 miliar euro, namun menyebutkan bahwa saat ini mereka berada di bagian bawah dari kisaran tersebut.