kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba perbankan Amerika Serikat merosot 70% akibat pandemi corona


Rabu, 17 Juni 2020 / 16:45 WIB
Laba perbankan Amerika Serikat merosot 70% akibat pandemi corona
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A man walks by a bank machine at the Wells Fargo & Co. bank in downtown Denver, Colorado, U.S. April 13, 2016. REUTERS/Rick Wilking/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD - SEARCH GLOBAL BUSINESS 10 APRIL FOR ALL IMAGES


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Laba perbankan di AS merosot hingga 69,9% menjadi US$ 18,5 miliar sepanjang kuartal I-2020. Melansir Reuters, Selasa (16/6) pandemi jadi alasan utama kemerosotan ini.

The Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menyebut pandemi bikin sejumlah perbankan di AS menghapus buku sejumlah pinjaman macetnya. Hal tersebut juga ditambah dengan meningkatnya pencadangan yang dibentuk guna mengantisipasi kerugian lebih lanjut.

Baca Juga: Makin memanas, India kirim kapal perang dan pesawat tempur ke perbatasan China

FDIC mencatat, hampir setengah bank di AS mengalami penurunan laba, sedangkan 7,3% malah menderita kerugian.

laporan FDIC yang merupakan laporan perdananya selama pandemi juga menunjukkan perbankan AS telah membentuk pencadangan US$ 38,8 miliar. Nilai tersebut meningkat 280% secara tahunan.

Adapun nilai kredit macet meningkat 7,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 2010. Laporan tersebut juga menunjukkan ada peningkatan pinjaman yang bisa ditagih sebesar 15%, dimana 87% dari pinjaman tersebut berasal dari segmen komersial dan industri.

Meski tengah menghadapi tantangan, Ketua FDIC Jelena McWilliams mengaku perbankan AS masih memiliki ketahanan menghadapi krisis, sekaligus merupakan sumber utama buat ekonomi. “FDIC lahir dari krisis, dan kami sekarang berada di tengah masa yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

Baca Juga: Kian panas, Korea Utara ancam batalkan perjanjian damai di perbatasan dengan Korsel

Adapun seiring dana yang hengkang dari pasar saham, laporan FDIC juga menunjukkan adanya peningkatan dana pihak ketiga (DPK) senilai US$ 1,2 triliun atau meningkat 8,5% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baki debit juga meningkat, mengingat banyak perusahaan memanfaatkan fasilitas kredit untuk. Menghadapi pandemi. Segmen komersial dan industri jadi penopang dengan pertumbuhan 15,4%.

Meski demikian, FDIC juga mencatat adanya peningkatan jumlah bank yang berpotensi gagal dari 51 bank menjadi 54 bank. Jumlah ini meningkat pertama kalinya sejak 2011.




TERBARU

[X]
×