Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
LONDON. Royal Bank of Scotland Group Plc (RBS), bank terbesar milik pemerintah Inggris tak mampu berkelit dari serangan krisis. Laba operasional bank per September 2011 anjlok hingga 63% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Krisis ekonomi yang menggerogoti Eropa menahan pendapatan yang diperoleh divisi sekuritas.
Laba hanya mencapai 267 juta poundsterling atau setara dengan US$ 428 juta. Perolehan ini jauh lebih kecil 343 juta poundsterling dari yang diperkirakan analis sebelumnya.
"Divisi investasi kami hanya sedikit mencatat keuntungan pada periode tersebut. Pada kuartal keempat, kondisi serupa diperkirakan masih terjadi," tutur Chief Executive Officer Stephen Hester, Jumat (4/11)
Pendapatan investment banking tergelincir 29% menjadi 1,1 miliar poundsterling. Bank yang berbasis di Edinburgh ini menyatakan, kekhawatiran terhadap krisis yang terjadi di Yunani membuat keinginan investor dalam membenamkan dana investasinya di bursa saham menciut.
"Profitabilitas bank sangat lemah akibat penurunan tajam dalam bisnis investment banking," tutur Gary Greenwood, analis perbankan Capital Shore, Liverpool. Beban biaya unit sekuritas melonjak menjadi 93% dari 63% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Tak hanya menghadapi sepinya pendapatan, sama seperti kreditur kelas kakap lainnya, RBS diperkirakan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) demi mengurangi beban bank. Sebelumnya, RBS pernah memangkas jumlah pekerja hingga 27.000 karyawan sejak krisis terjadi pada 2008.