Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
SINGAPURA. Wilmar International Ltd, mencatatkan laba bersih lebih rendah pada kuartal I 2011 dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba Wilmar tergelincir 3,7% dari perkiraan awal.
Laba bersih turun menjadi US$ 386,7 juta dari tahun sebelumnya yaitu US$ 401,4 juta. Untungnya, penurunan itu masih di atas ekspektasi empat analis yang disurvei Bloomberg bahwa Wilmar hanya akan meraup laba sebesar US$ 325 juta. Rupanya, menciutnya laba disebabkan oleh writedowns atau penyusutan nilai obligasi konversi.
Unit perkebunan dan pabrik kelapa sawit mencatatkan kenaikan paling besar sebelum pajak yaitu 26%, lalu unit merchandizing dan pengolahan naik 3,8%. Sayang unit penggilingan gula justru mencatatkan kerugian. Secara keseluruhan, pendapatan Wilmar naik 41% menjadi US$ 9,54 miliar.
"Margin keuntungan Wilmar banyak yang terpangkas," ujar Tanuj Shori, Analis Nomura Holding Inc.
Untuk mencegah tergerusnya margin laba, Wilmar berniat memangkas volume penjualan kelapa olahan, biji minyak sekitar 14% dan melakukan hedging atau lindung nilai.
Hal lain yang dihadapi Wilmar adalah ketika bahan baku atau komoditas naik, Pemerintah China melarang Wilmar menaikkan harga jual minyak goreng setidaknya hingga November mendatang. Padahal, China memegang 50% pangsa pasar Wilmar.
"Meski pengetatan moneter di China sangat menantang, kami masih memiliki prospek yang positif," ujar Chief Executive Officer Wilmar, Kuok Khoon Hong, Jumat (13/5).
Herannya, meski kinerja dilaporkan menurun, saham Wilmar justru melonjak hingga 3,7% ke posisi enam bulan terakhir setelah turun 22% dalam 12 bulan sebelumnya. Dibanding perdagangan kemarin, saham Wilmar melejit 2,8% menjadi S$ 5,23 di bursa saham Singapura.