Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SEOUL. Seorang pasien lain meninggal dunia di Korea Selatan akibat Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Dengan demikian, korban tewas MERS di Negeri Ginseng tersebut mencapai 16 orang.
Pemerintah Korsel juga melaporkan adanya lima kasus baru di negara tersebut. Saat ini, Korsel menjadi salah satu negara dengan penyebaran virus MERS terbesar di dunia. Menurut pemerintah, jumlah warga yang terjangkit virus ini sudah mencapai 150 orang.
Sementara itu, seorang warga Korsel di Slovakia dinyatakan negatif terhadap MERS. Namun, dia tetap dikarantina untuk dilakukan ujicoba lebih lanjut.
Dikabarkan, pria berusia 38 tahun itu mengalami gejala-gejala yang mengarah pada MERS mulai diare, demam, dan kulit kering setelah tiba di ibukota Slovak, Bratislava, pada 3 Juni lalu.
Empat tes darah yang dilakukan menunjukkan tiga hasil yang negatif virus MERS. Namun, hasil tes yang keempat menunjukkan hasil yang tidak jelas. Sehingga, akan dilakukan tes lanjutan terhadap pasien tersebut.
Pria tersebut dilaporkan bekerja sebagai subkontraktor untuk produsen mobil Korsel, Kia.
Pelarangan visitor
Sebuah rumah sakit di Seoul telah menghentikan hampir seluruh layanan setelah teridentifikasi sebagai sumber dari hampir seluruh kasus MERS yang terjadi.
Presiden Samsung Medical Center mengeluarkan permintaan maaf kepada publik pada Minggu (14/6) kemarin.
Presiden Samsung Medical Center Song Jae-hoon mengatakan kepada reporter bahwa pihaknya akan menghentikan perawatan pasien baru untuk mencegah penularan lebih banyak di antara pasien dan staf rumah sakit.
Dia juga bilang, tak ada pengunjung yang boleh masuk dan operasi yang sifatnya tidak darurat akan dihentikan.
"Kami minta maaf atas masalah yang ditimbulkan di mana Samsung Medical Center menjadi pusat penyebaran virus MERS," jelasnya.
Menurut pemerintah, lebih dari 70 kasus yang diusut berasal dari rumah sakit tersebut.