Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghabiskan setidaknya US$ 10 juta biaya iklan untuk pencalonannya kembali. Trump akan melawan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Trump melakukan serangan besar-besaran terhadap Biden pada hari Kamis, yang merupakan serangan terbesar sejak pandemi virus corona melanda AS.
Serangan Biden terhadap Trump, khususnya mengenai penanganan wabah virus corona membuat tim kampanye Trump mengalihkan perhatian mereka untuk menyerang Biden secara pribadi.
Baca Juga: China: Kami tidak tertarik mencampuri urusan Pilpres AS
Trump melakukan kampanye besar-besaran melalui saluran jaringan televisi, dan saluran online, menurut seorang ajudan yang berbicara dengan syarat anonimitas, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/5).
Tim kampanye Trump memutuskan bahwa menyalahkan China atas pandemi corona merupakan satu pesan yang beresonansi dengan para pemilih. Seperti diketahui, wabah corona secara umum diketahui berasal dari Kota Wuhan, China akhir Desember 2019 lalu.
Kemudian, Trump juga menyerang Biden dimulai dari menyalahkan China. Dalam salah satu iklan kampanyenya, Trump menuduh Mantan Wakil Presiden itu menentang pembatasan perjalanan bagi warga negara asing yang datang dari China, yang pembatasannya dilakukan Trump pada Januari lalu.
Dengan demikian, Trump punya peluru menyerang Biden dengan menyebut Biden tidak "berdiri" di atas kepentingan AS.
Baca Juga: Trump: China akan melakukan apa saja agar saya kalah dalam Pilpres 2020
Terkait serangan Trump itu, tim kampanye Biden mengecam iklan tersebut. Andrew Bates, juru bicara Biden, menunjukkan bahwa Trump sebelumnya memuji China atas penanganan wabah virus corona pada Januari dan Februari, serta menuduhnya telah secara salah mengelola krisis kesehatan publik terburuk dalam lebih dari 100 tahun terakhir di AS.
Tim Kampanye Biden telah menghabiskan jutaan dolar AS untuk iklan selama pesta utama Partai Demokrat untuk mencari nominasi yang jadi lawan tangguh bagi Trump. Bahkan diperkirakan, Biden akan menghabiskan lebih besar lagi dalam beberapa bulan mendtang.