Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. Produsen iPhone, Apple Inc mengambil aksi langka dengan memangkas perkiraan penjualan triwulanannya. Kepala Eksekutif Apple Tim Cook menyalahkan pelambatan penjualan iPhone di China, di mana ekonominya terseret oleh ketidakpastian seputar perang dagang dengan Amerika Serikat.
Apple menurunkan proyeksi pendapatan menjadi US$ 84 miliar untuk kuartal pertama di tahun fiskal yang berakhir pada 29 Desember. Sebelumnya pendapatan perusahaan berlogo buah apel ini diperkiraan bisa menyentuh US$ 89 miliar hingga $ 93 miliar. Langkah ini menjadi yang pertama bagi Apple untuk mengeluarkan peringatan tentang pendapatannya sebelum merilis hasil kuartalan secara resmi sejak 2007.
Seperti diberikan Reuters, kabar ini kontan jadi sorotan. Penurunan pendapatan untuk periode kuartal yang baru saja berakhir pada Desember lalu menunjukan bagaimana perlambatan ekonomi di China nyatanya lebih tajam dari yang diperkirakan.
Hal ini memaksa pelaku usaha maupun pemerintah di Beijing untuk menyesuaikan kembali rencana mereka di pasar. "Meskipun kami mengantisipasi beberapa tantangan di pasar-pasar utama yang sedang berkembang, kami tidak melihat besarnya perlambatan ekonomi, khususnya di China," kata Tim Cook dalam surat kepada para investor.
Apple menemukan dirinya dalam posisi yang sulit di Tiongkok yang pasar utama untuk penjualan, serta tempat perusahaan tersebut memproduksi sebagian besar produk ikonik untuk dijual di seluruh dunia. Terlebih setelah penangkapan CFO Huawei Technologies Co Ltd di Kanada yang tak lain adalah saingan Apple di pasar tersebut.
Sejak penangkapan atas permintaan Amerika Serikat pada bulan lalu, telah ada laporan sporadis tentang konsumen China yang yang mulai menjauhi produk Apple. Bahkan kasus ini mencut, para rival lokal seperti Huawei sebenarnya telah mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dari Apple.
Dalam wawancara dengan CNBC, Cook mengatakan bahwa produk Apple belum menjadi target pemerintah China, meskipun beberapa konsumen mungkin memilih menjauhi produk iPhone atau perangkat Apple lainnya karena perusahaan tersebut merupakan merek Amerika. "Masalah yang jauh lebih besar adalah perlambatan ekonomi di China, dan ketegangan perdagangan yang semakin besar," kata Cook.
Namun, beberapa analis justru menyoroti dampak tindakan Apple sendiri, semisal label harga yang terlalu tinggi untuk produk-produknya. Bahkan bisa mencapai tiga kali lipat dari produk kompetitor. "Penjualan Apple di China belum berjalan dengan baik selama beberapa kuartal, sebagian alasannya adalah bahwa harga mereka sudah terlalu tinggi," kata Kiranjeet Kaur, seorang analis di perusahaan riset pasar IDC.
Di sisi lain pasar ponsel pintar China telah turun tajam tahun ini, dengan Apple dan saingannya dari Korea Selatan, Samsung Electronics Co Ltd menjadi yang paling loyo. Hal ini berkebalikan dengan beberapa perusahaan lokal yang justru menunjukkan peningkatan kinerja. Samsung pada bulan lalu mengatakan akan menghentikan operasi di salah satu pabrik ponsel di China, setelah melihat pangsa pasar di negara tersebut mengalami penurunan.