Sumber: New York Times,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LAUT CHINA SELATAN. Situasi di Laut China Selatan cukup menengangkan di akhir pekan, Sabtu (4/7/2020). Melansir The New York Times, dua kapal induk Amerika berlayar ke Laut China Selatan pada hari Sabtu. Pejabat Angkatan Laut AS menggambarkan hal ini sebagai operasi kebebasan navigasi. Yang menegangkan, pada saat yang bersamaan, militer China juga melakukan latihan di dekat wilayah itu.
Menurut pernyataan Armada Ketujuh Angkatan Laut AS, dua kapal induk yakni Ronald Reagan dan Nimitz, dikerahkan untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Dikatakan pula bahwa kapal-kapal itu, yang didampingi kapal perang dan pesawat terbang, sedang melakukan latihan untuk meningkatkan pertahanan udara dan serangan rudal jarak jauh di wilayah operasi yang berkembang pesat.
Baca Juga: Korea Utara: Kami dukung penuh China lawan campur tangan AS
Beijing telah mempertaruhkan banyak klaim atas Laut China Selatan, jalur air strategis yang dilalui sepertiga pelayaran global, meski banyak negara-negara lain yang mengajukan keberatan dan pengadilan internasional yang menolak pernyataan China.
The New York Times juga menulis, penempatan kapal induk Amerika Serikat dan kekuatan serangannya sering digunakan sebagai sinyal untuk mencegah musuh. Mengirim dua kapal induk sekaligus bisa dilihat sebagai aksi unjuk kekuatan yang signifikan. Pada tahun 2016, misalnya, Menteri Pertahanan AS saat itu yakni Ashton B. Carter melakukan tur dua kapal induk yang berlayar melalui Laut China Selatan sebagai pengingat Beijing bahwa Amerika Serikat berkomitmen terhadap sekutu di wilayah tersebut.
Baca Juga: Pakar militer: China dalam kesiapsiagaan perang sangat tinggi di semua lini
Kendati demikian, seorang pejabat Angkatan Laut AS pada hari Sabtu menggambarkan misi itu sebagai operasi rutin, bukan melakukan aksi unjuk kekuatan yang disengaja kepada militer China saat melakukan latihan militernya sendiri di laut. Pejabat yang menjadi sumber The New York Times itu menjelaskan, misi operator sebelumnya telah direncanakan untuk memastikan bahwa jalur pelayaran dan navigasi tetap terbuka di perairan internasional.