kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laut China Selatan tegang di akhir pekan, 2 kapal induk AS dekati kapal militer China


Senin, 06 Juli 2020 / 06:25 WIB
Laut China Selatan tegang di akhir pekan, 2 kapal induk AS dekati kapal militer China
ILUSTRASI. Ilustrasi kapal induk kedua China, Shandong.


Sumber: New York Times,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Letnan James Adams, juru bicara Armada Pasifik AS, mengatakan operasi militer AS itu tidak menanggapi peristiwa politik atau dunia apa pun.

Namun pada awal pekan ini, Pentagon menyatakan keprihatinannya terkait aksi China yang mengadakan latihan militer di Laut China Selatan. Departemen Pertahanan AS mengatakan, langkah itu akan semakin mengguncang situasi di perairan yang disengketakan.

Baca Juga: Cuekin kritikan AS, China balik salahkan AS soal ketegangan di Laut China Selatan

"Melakukan latihan militer atas wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan kontraproduktif dengan upaya meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip Reuters.

Pada pekan lalu, China mengumumkan bahwa mereka telah merencanakan latihan selama lima hari mulai 1 Juli di dekat Kepulauan Paracel, yang diklaim oleh Vietnam dan China.

Baca Juga: Laut China Selatan, Pentagon: China mengintimidasi negara-negara tetangga di Asia

"Latihan militer adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan RRC untuk menegaskan klaim-klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan," kata pernyataan itu, merujuk pada Republik Rakyat Tiongkok.

Melansir Reuters, Amerika Serikat menuduh China melakukan militerisasi Laut China Selatan dan berusaha mengintimidasi tetangga-tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang luas.

Baca Juga: Aksi Tiongkok di Laut China Selatan bikin marah Amerika, Vietnam dan Filipina

China mengklaim 90% dari Laut China Selatan yang berpotensi kaya energi. Akan tetapi, baik Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim sebagian wilayah tersebut, di mana sekitar US$ 3 triliun perdagangan melewati wilayah ini setiap tahunnya.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×