kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.326   -51,00   -0,31%
  • IDX 7.190   22,76   0,32%
  • KOMPAS100 1.048   2,41   0,23%
  • LQ45 816   0,83   0,10%
  • ISSI 225   0,66   0,29%
  • IDX30 426   -0,19   -0,04%
  • IDXHIDIV20 504   -0,58   -0,11%
  • IDX80 118   0,05   0,04%
  • IDXV30 120   0,30   0,25%
  • IDXQ30 139   -0,24   -0,17%

Len Blavatnik: Menancapkan kuku bisnis di tanah kelahirannya (2)


Selasa, 23 November 2010 / 07:49 WIB
ILUSTRASI. Krakatau Steel Go Public


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Test Test

Tahun 1990-an adalah momen penting bagi Len Blavatnik. Melalui Access Industries, ia mengembangkan sayap bisnisnya dari Amerika Serikat ke Rusia, tanah kelahirannya. Dengan bantuan teman-temannya, Blavatnik berhasil mengakuisisi dua perusahaan milik Pemerintah Rusia: IrkAZ dan TNK, masing-masing bergerak di sektor usaha aluminium dan minyak. Pundi-pundi kekayaannya makin penuh, karena dari TNK saja, saban bulan, ia bisa mengantongi £ 37 juta.

Kejatuhan komunis di Uni Soviet pada dekade 1990-an menjadi tonggak perkembangan bisnis Access Industries. Bubarnya negara adidaya tersebut memuluskan langkah Len Blavatnik melebarkan ekspansi bisnis hingga ke Rusia, tanah kelahirannya.

Untuk menjalankan roda usahanya di Rusia, Blavatnik berkongsi dengan Viktor Vekselberg, teman kuliahnya di Moscow Transportation Engineering Institute. Mereka berpisah sejak Blavatnik pindah ke Amerika Serikat pada 1978. Mereka baru bertemu kembali pada 1987 dalam acara International Oil Exhibition di Amerika Serikat.

Sejak pertemuan itu keduanya terus menjalin komunikasi. Saat komunis runtuh di Uni Soviet, Vekselberg menawarkan kerja sama yang langsung disambut baik oleh Blavatnik. Keduanya lantas mendirikan usaha patungan bernama Renova. Sepertiga saham perusahaan ini didekap Blavatnik, sisanya digenggam Vekselberg.

Proyek awal yang dikerjakan Renova adalah menjadi subkontraktor untuk menjalankan pabrik aluminium milik Pemerintah Rusia, Irkutsk Aluminium Plant (IrkAZ). Setelah beberapa tahun mengoperasikan pabrik ini, Renova membeli seluruh saham IrkAZ.

Sukses menjadi pemilik IrkAZ, Renova mengincar perusahaan aluminium lainnya, yakni Urals yang beroperasi di Siberia. Setelah Urals di tangan, pada 1996, Renova menyatukan perusahaan itu dengan IrkAZ di bawah bendera The Siberian-Urals Aluminium Company (Sual).

Sual kemudian mengontrol tambang bauksit di Ural Selatan, The Bauxite Timana dan The Sual Silicon Urals berikut fasilitas peleburan Kremny di Irkutsk. Sekitar 82% dari hasil produksi aluminium diekspor. Sebanyak 54% di antaranya untuk pasar Eropa, 8% untuk Amerika Serikat dan 20% untuk Asia. Kini, Sual menjadi salah satu perusahaan aluminium terbesar di dunia.

Sukses di bisnis aluminium tak lantas membuat Blavatnik berpuas diri. Ia mencoba keberuntungannya di sektor usaha lain: minyak. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, lelaki kelahiran Moskow, 14 Juni 1957 ini membidik TNK, perusahaan minyak milik Pemerintah Rusia yang sedang menjalankan program privatisasi. TNK adalah perusahaan minyak paling besar ketiga di Rusia.

Untuk memiliki TNK, Blavatnik kembali menggandeng Vekselberg. Namun, karena belum punya pengalaman di bidang perminyakan, ia pun mengajak Mikhail Fridman, pemilik Alfa Group untuk bergabung.

Pada 2003, ketiganya membentuk perusahaan patungan yang diberi nama AAR, kependekan Alfa Group, Acces Industries, dan Renova. Melalui AAR, mereka berhasil memiliki 50% saham TNK. Selain Rusia, wilayah operasi AAR merambah hingga ke negara tetangga, Ukraina yang juga pecahan Uni Soviet.

Masuknya Blavatnik lewat AAR membawa angin segar bagi TNK. Buktinya, perusahaan minyak tersebut terus membukukan peningkatan produksi dan penjualan sehingga keuntungan pun makin menggembung. Tiap tahun, TNK berhasil mengantongi laba mencapai £ 21 miliar.

Laba itu membuat Blavatnik dan dua temannya bisa mendulang keuntungan saham hingga £ 37 juta per orang dari TNK setiap bulan. Tak salah jika surat kabar Financial Mail menyebutkan, sejak masuk ke TNK, kekayaan Blavatnik terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kekayaan Balavatnik makin menumpuk dari hasil penjualan sebagian saham TNK ke BP, perusahaan minyak asal Inggris. Nilai penjualannya mencapai
US$ 2 miliar. Dari penjualan sebesar itu, Blavatnik kabarnya mendapatkan bagian sekitar 30%.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×