Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Nama Thomas Tull tidak asing lagi dikalangan sineas perfilman dunia. Lewat perusahaan film miliknya, Legendary Pictures, Tull memproduksi film-film yang masuk box office. Bahkan, karya-karyanya selalu membukukan pendapatan di atas rata-rata dari film box office dunia. Tull andal membuat sekuel film. Sebut saja sekuel film legendaris seperti Jurrasic Park dan Batman, terbukti sukses menempatkan Tull sebagai produser film papan atas dunia.
Thomas Tull dalam kiprahnya di dunia bisnis hiburan tidak serta-merta berjalan mulus. Kariernya mulai mencuat setelah beberapa film garapan perusahaan film miliknya, Legendary Pictures, laris manis di pasaran.
Seperti diberitakan dalam situs the-numbers.com, perusahaan yang didirikan oleh Tull tahun 2000 silam tersebut telah mencatatkan pendapatan total sebanyak US$ 11,55 miliar secara global. The-numbers.com menyebut, jika dirata-rata, pendapatan film produksi Legendary Pictures masih lebih tinggi dari rata-rata pendapatan film box office global yang bernilai US$ 288,91 juta.
Tidak hanya secara global, di industri film domestik atau Amerika Serikat (AS) sendiri, Legendary Pictures juga telah menyabet keuntungan sebanyak US$ 4,79 miliar. Jumlah ini bila dirata-rata, juga masih lebih tinggi dari rata-rata pendapatan film domestik yang bernilai US$ 119,89 juta. Meski begitu, Legendary juga butuh modal jumbo untuk meraup cuan yang maksimal.
Per 8 maret 2017, tercatat anggaran produksi film Legendary mencapai US$ 3,74 miliar. Anggaran tersebut berada jauh di atas rata-rata perusahaan produsen film di dunia sebesar US$ 93,68 juta.
Dari 34 film yang telah diproduksi oleh Legendary, beberapa film memberikan sumbangsih paling banyak bagi perusahaan. Antar lain, film sekuel keempat dari serial Jurassic Park yang dimulai tahun 1993 lalu yakni "Jurassic World".
Film petualangan fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Colin Trevorrow itu menghasilkan pendapatan fantastis mencapai US$ 1,67 miliar secara global atau setara Rp 22,29 triliun.
Film serial lanjutan karya Steven Spielberg ini berhasil mengalahkan karya-karya terbaik Thomas Tull. Selain Jurassic World, film yang tak kalah sukses menjaring keuntungan bagi perusahaan adalah trilogi dari film Batman. Tiga film Batman yang didanai dan diproduksi oleh Legendary Pictures ini menghasilkan keuntungan mencapai US$ 2,44 miliar atau setara Rp 32,67 triliun.
Asal tahu saja, film pertama garapan rumah produksi Legendary ini rilis pada tahun 2005 lalu dengan pendapatan yang tidak terlalu menghebohkan. Sekuel pertama berjudul "Batman Begins" ini hanya menghasilkan pendapatan sebesar US$ 374,21 juta secara global kala itu.
Meski begitu, film lanjutan Batman Begins dengan judul "The Dark Knight" melipatgandakan pendapatan film sebelumnya dengan pendapatan mencapai US$ 1 miliar tahun 2008 lalu. Film The Dark Knight mampu mencetak penjualan US$ 100 juta hanya dalam waktu dua hari sejak dirilis.
Dalam situs guinessworldrecords.com, film The Dark Knight pun dinobatkan sebagai film dengan perolehan keuntungan tercepat dalam sejarah. Tidak hanya itu, The Dark Knight juga masuk rekor bergengsi seperti film dengan pendapatan terbesar urutan ke-16 di dunia, film terlaris yang rilis di IMAX memenangkan dua nominasi penghargaan Academy Awards (Piala Oscar), dan lain-lain.
Sukses dengan film sekuel kedua Batman, Legendary bersama partner perusahaan yaitu Syncopy dan Warner bross kembali menggarap film sekuel ketiga Batman berjudul "The Dark Knight Rises". Tak kalah dengan film sebelumnya, film ini juga sukses mencetak pendapatan mencapai US$ 1,08 miliar secara global atau setara Rp 14,5 triliun.
Lewat estimasi anggaran sebesar US$ 275 juta, film ini berhasil mendatangkan pendapatan sebesar US$ 160 juta dalam tempo satu minggu film ini diputar.
Berkat film garapannya yang selalu sukses, Tull pun diakui sebagai jawara dalam industri perfilman di Hollywood.
(Bersambung)