CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Liu gandeng Tencent melawan Alibaba


Jumat, 11 Juli 2014 / 19:20 WIB
Liu gandeng Tencent melawan Alibaba
ILUSTRASI. PT Pan Brothers Tbk (PBRX) Sukses Laksanakan Right Issue Dengan Oversubscribed. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha


Reporter: Nina Dwiantika, Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

Setelah menggegerkan bursa saham Nasdaq, Liu Qiangdong tidak berpuas diri. Miliarder dengan kekayaan mencapai US$ 7,9 miliar ini membuat keputusan penting bagi masa depan bisnis JD.com.

Selain ekspansi lewat penawaran sham perdana (IPO) JD.com pada Mei lalu, Liu juga menekan kontrak bisnis dengan Tencent Holdings. Ini adalah perusahaan internet terbesar di China sekaligus terbesar keempat di dunia.

Dilihat dari nilai pasar, nama Tencent tepat di bawah raksasa teknologi semisal Google, Amazon dan Ebay. Keputusan merangkul Tencent dilakukan Liu dengan menjual sebagian kepemilikan saham JD.com kepada Tencent.

Alasan Liu, pertumbuhan anorganik bisa menjadi modal besar untuk mengembangkan JD.com di masa depan. Miliarder yang populer disebut Richard Liu ini menjual 15% saham JD.com atau setara US$ 214,70 juta kepada Tencent.

Pasca penjualan saham, Tencent sepakat menggabungkan alias merger bisnis e-commerce. Saat ini, Tencent memiliki PaiPai.com, situs jual beli online bermodel customer to customer (C2C) yang meluncur pada tahun Maret 2006.

Liu menggandeng Tencent untuk menggeser dominasi Alibaba Group. Alibaba merupakan pemilik Tmall.com, raja situs e-commerce di China. Tmall.com adalah seteru abadi JD.com karena menggunakan model bisnis sama yakni perusahaan ke konsumen atawa business to consumer (B2C).
Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2013, Tmall.com menguasai pasar jual beli online dengan pangsa pasar mencapai 49,08% dari total volume transaksi di Negeri Tiongkok. Sedang situs milik Liu, JD.com di peringkat kedua dengan pangsa pasar 18,16%.

Di posisi ketiga, ada Tencent mengambil tempat ketiga dengan pangsa pasar 5,68%. Atas dasar itulah Liu berkoalisi dengan Tencent. Rencananya, dua pemain kakap bisnis e-commerce ini bakal melakukan sinergi bisnis antara JD.com dengan PaiPai.com.

Demi memperkuat kongsi bisnis, Tencent menyerahkan kendali bisnis e-commerce yang kurang sukses, yakni 100% saham QQ Wanggou kepada JD.com. "Akuisisi QQ Wanggou peluang bagi pertumbuhan bisnis JD.com," ujar Wang Tingting, Analis Beijing iResearch kepada Global Times.
Liu juga berhak mengendalikan Yixun, situs belanja online lain milik Tencent.

Tak cuma itu, kedatangan Tencent juga diharapkan memberi tambahan dana segar sekitar US$ 1,5 miliar bagi ekspansi JD.com. Agar kongsi berjalan mulus, Liu Chiping, Direktur Tencent, bergabung di kursi dewan direksi JD.com. Sejatinya, kekuatan bisnis yang paling diandalkan Liu adalah pengguna chat messaging Tencent.

Tencent merupakan pemilik aplikasi pesan instan We Chat, jejaring sosial semisal twitter yakni Tencent Weibo, dan QQ instant messenger. Total pengguna tiga sosial media Tencent ini mencapai lebih dari 1 miliar akun.

Dengan basis pengguna sebanyak itu, Liu berharap volume transaksi jual beli di JD.com lewat kanal ponsel (mobile) bakal terdongkrak. Liu bakal menarik perhatian 1 miliar pengguna socmed Tencent dengan metode jemput bola.

Lu Zhenwang, Pendiri Shanghai Wanqing Commerce Consulting, mengatakan, kongsi bisnis itu sangat menguntungkan JD.com dibandingkan Tencent. "Tapi, Tencent tidak memiliki pilihan lain yang lebih baik jika ingin bersaing dengan Alibaba," ujar Zhenwang, mengutip China Daily.

Alibaba dan Tencent bekejaran di pasar e-commerce China. JD.com dalam posisi terbaik mendekati Tencent lantaran Alibaba bersiap menghebohkan bursa saham Amerika dengan nilai IPO terbesar sepanjang sejarah. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×