kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Makin banyak korporasi global geluti e-commerce


Sabtu, 12 Desember 2015 / 14:05 WIB
Makin banyak korporasi global geluti e-commerce


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Bisnis perdagangan elektronik alias e-Commerce kian menggiurkan.

Tak heran, banyak korporasi global tertarik ingin menikmati bisnis yang makin lezat itu. 

Tata Group, salah satunya. 

Konglomerasi asal India ini siap masuk ke bisnis e-commerce lewat anak usahanya Tata UniStore Ltd. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (11/12), Tata UniStore bakal meluncurkan mall online untuk menghadapi pesaing di India, seperti Amazon.com dan Flipkart Online Service. 

Saat ini, penguasa pangsa pasar e-commerce di India adalah Amazon. 

Berdasarkan riset Bank of Merrill Lynch, akhir tahun 2014 lalu pasar e-commerce negeri Gangga bernilai tak kurang dari US$ 11 miliar. 

Nilai itu bakal melonjak menjadi US$ 220 miliar pada 2025 mendatang. 

Bisnis yang montok itu juga mengundang Kumar Mangalam Birla, pemilik Aditya Birla Group, terjun ke usaha e-commerce. 

Salah satu orang terkaya di India ini mendirikan situs belanja online abof.com, Oktober 2015 lalu. 

Cuma, bila melihat peta bisnis e-commerce, sampai saat ini China masih menjadi negara dengan nilai transaksi terbesar dari 10 negara yang masuk dalam riset Remarkety. 

Kalkulasi Remarkety pada September lalu menyebutkan, transaksi e-commerce di negeri tembok raksasa tahun ini bakal menyentuh US$ 562,7 miliar atau setara dengan Rp 7.765,26 triliun. 

Wow! Predikat China sebagai negara dengan nilai transaksi e-commerce terbesar di muka bumi ditopang sejumlah faktor. 

Salah satunya ialah jumlah pengguna internet aktif di negara ini yang diperkirakan mencapai 600 juta orang. 

Posisi kedua dan ketiga ditempati Amerika Serikat (AS) dan Inggris, dengan estimasi nilai transaksi masing-masing mencapai US$ 349,1 miliar dan US$ 93,9 miliar. 

Sedang di urutan keempat dan kelima adalah Jepang dan Jerman. 

Nilai transaksi kedua negara ini berkisar US$ 79,3 miliar dan US$ 74,4 miliar. 

Potensi besar bisnis e-commerce juga ada di Eropa. 

Data resmi yang dirilis www.ecommerce-europe.eu menyebutkan, pertumbuhan nilai transaksi perdagangan via online di benua biru saban tahun mencapai 15%. 

Hingga akhir 2015, nilai transaksi di seluruh kawasan Eropa diperkirakan bernilai € 477 miliar. 

Jumlah ini diprediksi meningkat menjadi € 540 miliar di 2016. 




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×