kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Malaysia lockdown, pemerintah: Corona lebih berbahaya dari tsunami


Rabu, 18 Maret 2020 / 15:57 WIB
Malaysia lockdown, pemerintah: Corona lebih berbahaya dari tsunami
ILUSTRASI. Panic buying di Kuala Lumpur, Malaysia. Malaysia memperingatkan gelombang baru infeksi virus corona jika masyarakat tidak mengikuti aturan lockdown. REUTERS/Lim Huey Teng


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia memperingatkan gelombang baru infeksi virus corona jika masyarakat tidak mengikuti pembatasan pergerakan selama dua minggu yang dimulai pada hari Rabu setelah kasus di negara tersebut melonjak ke level tertinggi di Asia Tenggara.

Diberitakan Reuters, sejauh ini dilaporkan dua kematian akibat virus corona di Malaysia, termasuk seorang pria yang menghadiri pertemuan massa kaum Muslim. 

Baca Juga: Peringatan WHO: Asia Tenggara sedang menuju ke arah penularan komunitas dari corona

Ribuan peserta lain masih tetap diuji namun meningkatkan risiko penyebaran virus yang lebih besar. "Kami memiliki peluang tipis untuk memutus rantai infeksi COVID-19," kata Noor Hisham Abdullah, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia.

“Kegagalan bukan pilihan di sini. Jika tidak, kita mungkin menghadapi gelombang ketiga dari virus ini, yang akan lebih besar dari tsunami," ungkapnya.

Malaysia dan Filipina, yang telah mengkarantina sekitar setengah dari 107 juta penduduknya, telah memberlakukan pembatasan terketat terhadap pergerakan orang di Asia Tenggara.

Baca Juga: Lockdown Malaysia hari pertama gagal, banyak yang melanggar aturan

Beberapa jam sebelum lockdown pada tengah malam di Malaysia, ribuan orang mengantri di stasiun bus untuk kembali ke kota asal mereka. Gerombolan warga Malaysia yang pulang pergi setiap hari ke Singapura untuk bekerja melintasi perbatasan untuk menghabiskan dua minggu ke depan di sana.

“Pertemuan massal di terminal bus dan kemudian orang-orang pergi ke seluruh negeri dari daerah tempat corona aktif. Apakah kita tidak berpotensi menyebarkannya ke seluruh negeri? ” tanya dokter asal Malaysia Christopher Lee di Twitter.

Jalan-jalan di Kuala Lumpur, biasanya jadi salah satu yang paling padat di Asia Tenggara pada hari kerja. Namun kali ini sangat sepi.

Baca Juga: Malaysia resmi memulai isolasi (lockdown) selama dua pekan, begini kondisinya

Kegiatan keagamaan disebut menjadi tempat penyebaran corona yang masif di Malaysia. Sejauh ini 428 kasus infeksi coronavirus di Malaysia telah dikaitkan dengan wabah yang ditularkan di masjid.

Pihak berwenang juga meminta peserta perayaan Hindu di negara bagian utara Penang untuk dites jika mereka menunjukkan gejala virus corona. Acara ini diadakan pada 8 Maret lalu dan dihadiri sekitar 10.000 orang.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×