kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Malaysia tembak nelayan Vietnam, ini efeknya


Rabu, 19 Agustus 2020 / 13:03 WIB
Malaysia tembak nelayan Vietnam, ini efeknya
ILUSTRASI. Kapal nelayan Vietnam terlihat ditahan di perairan teritorial Malaysia di Kelantan pada hari Senin, 17 Agustus 2020.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Suasana Laut China Selatan kembali memanas, kali ini bukan China atau AS penyebabnya, melainkan dua negara ASEAN, Malaysia dan Vietnam.

Hari Minggu (16/8), seorang nelayan Vietnam ditembak mati oleh otoritas maritim Malaysia. Hanoi mendesak Kuala Lumpur segera memberikan respons atas insiden ini. Melansir South China Morning Post, Hanoi telah menghubungi Kuala Lumpur pada Senin malam untuk meminta kejelasan atas insiden tersebut.

Penembakan terjadi di wilayah perairan Malaysia. Saat ini Vietnam juga berharap hak-hak nelayan lain yang ditahan tetap dilindungi. Insiden penembakan nelayan ini terjadi pada Minggu malam setelah penjaga panti Malaysia memeriksa dua kapal di perairan timur Kelantan yang diduga terlibat dalam penangkapan ikan ilegal.

Ada 19 awak kapal Vietnam di atas dua kapal tersebut. Menurut laporan, para nelayan ini bertindak agresif dengan melemparkan bom diesel ketika diminta untuk menyerahkan diri.

Baca Juga: Di Laut China Selatan, Penjaga Pantai Malaysia tembak nelayan Vietnam

Direktur Penjaga Pantai Kelantan Muhd ​​Nur Syam Asmawie Yaacob, menyampaikan bahwa tembakan peringatan sudah ditembakkan namun diabaikan.

Dalam keterangan lain, kepala penjaga pantai yang bertugas, Mohamad Zubil Mat Som, mengatakan bahwa mereka tidak pilihan lain untuk membela diri dan melindungi kedaulatan nasional.

Sejumlah analis menilai bahwa Vietnam, meskipun kali ini menjadi korban, harus memperketat aturan pelayaran para nelayannya. Sosialisasi mengenai batas-batas teritorial di Laut China Selatan perlu digaungkan kembali mengingat panasnya suasana di di perairan tersebut.

Collin Koh, peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies Singapura, meminta Vietnam harus bisa mengontrol aktivitas nelayannya. "Vietnam memang perlu mengendalikan komunitas nelayannya. Sebelumnya sudah ada peringatan yang mengarah pada insiden baru-baru ini," ungkap Koh, dikutip dari South China Morning Post.

Baca Juga: Donald Trump kecam pidato Michelle Obama: Itu pidato yang memecah belah!

Pernyataan Koh ini merujuk pada insiden perselisihan antara kapal patroli penangkapan ikan Malaysia dan Vietnam di lepas panta Terengganu bulan September lalu.

Bandelnya kapal nelayan Vietnam ini ternyata juga sudah sampai ke perairan Thailand. Baru-baru ini otoritas maritim Thailand menangkap kapal-kapal nelayan Vietnam.

Penangkapan ikan ilegal oleh para nelayan yang menerobos batas negara di Laut China Selatan terasa semakin serius belakangan ini. Perairan paling panas di bumi ini terus menjadi sorotan akibat ramainya aktivitas militer yang terjadi.




TERBARU

[X]
×