Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - MARRAKECH, Maroko. Gempa bumi dahsyat mengguncang Maroko, menewaskan lebih dari 600 orang dan melukai ratusan lainnya.
Menghancurkan gedung-gedung dan membuat penduduk di kota-kota besar berhamburan keluar rumah dalam guncangan yang paling mematikan di negara itu setidaknya sejak 2004.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,2 tersebut terjadi di pegunungan High Atlas Maroko pada Jumat (8/9) malam. Seorang pejabat setempat mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas terjadi di daerah pegunungan yang sulit dijangkau.
Media pemerintah mengatakan, 632 orang tewas dan 329 lainnya terluka, mengutip jumlah korban yang diperbarui dari Kementerian Dalam Negeri.
Gempa tersebut merusak bangunan-bangunan di Marrakech, kota besar terdekat dengan pusat gempa, di mana para penduduknya menghabiskan malam di tempat terbuka, karena takut untuk kembali ke rumah.
Sebuah menara masjid runtuh di Alun-alun Jemaa al-Fna, jantung kota tua Marrakesh, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO.
Baca Juga: Mesir, Yordania, dan Palestina Kompak Salahkan Israel atas Kekacauan di Tepi Barat
"Kami harus berlari setelah gempa yang kuat," kata Jaouhari Mohamed, seorang penduduk kota tua, menggambarkan suasana putus asa saat orang-orang melarikan diri untuk menyelamatkan diri.
"Saya masih tidak bisa tidur di dalam rumah karena guncangannya dan juga karena kota tua terdiri dari rumah-rumah tua. Jika satu rumah jatuh, maka yang lain akan ikut runtuh," katanya.
Televisi lokal menayangkan gambar-gambar reruntuhan yang menimpa mobil-mobil yang hancur.
Kementerian Dalam Negeri menghimbau agar masyarakat tenang, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi bahwa gempa tersebut melanda provinsi Al Haouz, Ouarzazate, Marrakesh, Azilal, Chichaoua, dan Taroudant.
Montasir Itri, seorang penduduk desa pegunungan Asni yang dekat dengan pusat gempa, mengatakan bahwa sebagian besar rumah di sana mengalami kerusakan.
"Tetangga kami berada di bawah reruntuhan dan orang-orang bekerja keras untuk menyelamatkan mereka dengan menggunakan sarana yang tersedia di desa," katanya.
Lebih jauh ke arah barat, dekat Taroudant, seorang guru bernama Hamid Afkar mengatakan bahwa ia telah menyelamatkan diri dari rumahnya dan merasakan gempa susulan.
"Bumi berguncang sekitar 20 detik. Pintu-pintu terbuka dan tertutup dengan sendirinya ketika saya bergegas turun dari lantai dua," katanya.
Baca Juga: Karyawan Industri Ritel di Amerika Semakin Tak Betah Bekerja
Pusat geofisika Maroko mengatakan bahwa gempa tersebut terjadi setelah pukul 23.00 (2200 GMT) di daerah Ighil di High Atlas.
Gempa ini merupakan gempa paling mematikan di Maroko sejak setidaknya gempa tahun 2004 di pegunungan Rif utara yang menewaskan lebih dari 600 orang.
Ighil, sebuah daerah pegunungan dengan desa-desa pertanian kecil, berjarak sekitar 70 km (40 mil) barat daya Marrakech.
Televisi Spanyol RTVE melaporkan bahwa getaran dari gempa bumi tersebut terasa di Huelva dan Jaen di Andalusia, Spanyol bagian selatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) siap membantu pemerintah Maroko dalam "upayanya untuk membantu penduduk yang terkena dampak", kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia menyatakan solidaritasnya dan menawarkan bantuan.
Marrakech akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia pada awal Oktober.