Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PARIS. Negara-negara tetangga Israel menutup wilayah udara mereka dan kru maskapai penerbangan berusaha menghindari konflik yang semakin memanas setelah Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel pada hari Selasa (1/10).
Seorang juru bicara layanan pelacakan penerbangan, FlightRadar24 mengatakan bahwa penerbangan dialihkan "ke mana pun mereka bisa".
Peta lalu lintas regional menunjukkan, penerbangan membelok jauh ke utara dan selatan, dengan banyak penerbangan yang berfokus di Kairo dan Istanbul.
Baca Juga: Indonesia Minta PBB Turun Tangan Atasi Memanasnya Konflik di Timur Tengah
FlightRadar24 melaporkan bahwa Istanbul dan Antalya di selatan Turki menjadi padat, memaksa beberapa maskapai untuk mengalihkan penerbangan ke arah selatan.
Pada hari Selasa, sekitar 80 penerbangan yang dioperasikan oleh maskapai seperti Emirates, British Airways, Lufthansa, dan Qatar Airways menuju pusat-pusat penting di Timur Tengah seperti Dubai, Doha, dan Abu Dhabi, dialihkan ke Kairo dan kota-kota di Eropa, berdasarkan data yang diperoleh.
Banyak maskapai juga telah menangguhkan penerbangan ke wilayah tersebut atau menghindari penggunaan ruang udara yang terkena dampak.
Baca Juga: Timur Tengah Memanas, Kemenlu: Proses Evakuasi WNI di Lebanon Sedang Berlangsung
Iran meluncurkan serangan rudal sebagai balasan atas kampanye Israel terhadap sekutunya di Lebanon, Hezbollah, dan Israel berjanji akan memberikan "respons yang menyakitkan" kepada musuhnya.
Sebelumnya, Eurocontrol, badan pengatur lalu lintas udara Eropa, memperingatkan pilot tentang konflik yang semakin meningkat.
“Serangan rudal besar-besaran telah diluncurkan ke Israel beberapa menit yang lalu,” kata mereka dalam buletin navigasi mendesak. "Saat ini seluruh negara berada di bawah peringatan rudal."
Baca Juga: Arab Diambang Perang: Israel Berjanji Iran Akan Membayar Serangan Rudal
Tak lama setelah itu, mereka mengumumkan penutupan wilayah udara Yordania dan Irak, serta penutupan titik persimpangan utama menuju wilayah udara yang dikuasai Siprus.
Sebuah buletin pilot Irak menyatakan bahwa wilayah udaranya yang dikelola Baghdad ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut, karena kekhawatiran keamanan.
Kementerian Transportasi Irak kemudian membuka kembali wilayah udaranya untuk penerbangan sipil yang menggunakan bandaranya.
Di platform X, FlightRadar24 mengatakan, "Butuh waktu sebelum penerbangan kembali aktif di sana."
Baca Juga: Nikkei Jepang Anjlok, Eskalasi Konflik di Timur Tengah Membebani Sentimen Risiko
Yordania juga membuka kembali wilayah udaranya setelah sempat menutupnya menyusul serangan rudal Iran terhadap Israel, menurut kantor berita negara Yordania.
Wilayah udara Lebanon akan ditutup selama dua jam pada hari Selasa, menurut Menteri Transportasi Ali Hamie di platform X.
Gangguan terbaru ini diperkirakan akan menjadi pukulan lebih lanjut bagi industri penerbangan yang sudah menghadapi pembatasan akibat konflik antara Israel dan Hamas, serta Rusia dan Ukraina.