Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Di saat yang sama, minat konsumen untuk berwisata masih ada seiring. Di sini, pariwisata domestik masih mengalami kenaikan, namun pariwisata internasional mengalami penurunan. Sementara itu, tingkat belanja wisatawan cenderung menurun.
Berikutnya, perubahan juga dijumpai pada segi gaya hidup. Kini, konsumen menjadi lebih fokus mengutamakan kesehatan dan kebersihan. Akibatnya, konsumsi produk-produk organik, alami dan segar mengalami peningkatan.
Baca Juga: Pesawat Air India Express jatuh di bandara, 17 orang tewas
Konsumen juga masih menjaga kebugaran melalui platform fitness on demand sesuai kebutuhan. Begitu pula pemenuhan kebutuhan akan obat-obatan dan pemeriksaan oleh dokter dilakukan secara digital sesuai kebutuhan (e-pharmacy & e-doctor).
Sarah memperkirakan, beberapa kebiasaan baru masih akan terus berlangsung di masa normal berikutnya (next normal). Kebiasaan untuk berbelanja lebih banyak dibanding biasanya dalam satu kali pembelian (larger basket) misalnya, diperkirakan akan menjadi tren baru di masa next normal. Demikian pula halnya dengan kebiasaan mengurangi discretionary spending yang juga diperkirakan akan menjadi tren baru di masa next normal.
Di sisi lain, preferensi konsumsi hiburan secara digital, fitness on demand, dan lain-lain diperkirakan masih akan mengalami peningkatan di masa next normal. Sementara itu, tren penurunan konsumsi produk-produk yang biasa di konsumsi di jalan (on-the-go consumption) diperkirakan tidak berlanjut di masa next normal.
Baca Juga: WHO larang negara maju monopoli vaksin virus corona, ini alasannya
Di tengah perubahan yang demikian, Sarah et al menilai bahwa perusahaan perlu melakukan adaptasi dalam melakukan penjualan, pemasaran, dan lain-lain sesuai dengan perubahan perilaku yang ada pada konsumen.