kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

McKinsey & Company: Pandemi corona membentuk kebiasaan-kebiasaan baru pada konsumen


Sabtu, 08 Agustus 2020 / 16:25 WIB
McKinsey & Company: Pandemi corona membentuk kebiasaan-kebiasaan baru pada konsumen


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

Di saat yang  sama, minat konsumen untuk berwisata masih ada seiring. Di sini, pariwisata domestik masih mengalami kenaikan, namun pariwisata internasional mengalami penurunan. Sementara itu, tingkat belanja wisatawan cenderung menurun.

Berikutnya, perubahan juga dijumpai pada segi gaya hidup. Kini, konsumen menjadi lebih fokus mengutamakan kesehatan dan kebersihan. Akibatnya, konsumsi produk-produk organik, alami dan segar mengalami peningkatan.

Baca Juga: Pesawat Air India Express jatuh di bandara, 17 orang tewas

Konsumen juga masih menjaga kebugaran melalui platform fitness on demand sesuai kebutuhan. Begitu pula pemenuhan kebutuhan akan obat-obatan dan pemeriksaan oleh dokter dilakukan secara digital sesuai kebutuhan (e-pharmacy & e-doctor).

Sarah memperkirakan, beberapa kebiasaan baru masih akan terus berlangsung di masa normal berikutnya (next normal). Kebiasaan untuk berbelanja lebih banyak dibanding biasanya dalam satu kali pembelian (larger basket) misalnya, diperkirakan akan menjadi tren baru di masa next normal. Demikian pula halnya dengan kebiasaan mengurangi discretionary spending yang juga diperkirakan akan menjadi tren baru di masa next normal

Di sisi lain, preferensi konsumsi hiburan secara digital, fitness on demand, dan lain-lain diperkirakan masih akan mengalami peningkatan di masa next normal. Sementara itu, tren penurunan konsumsi produk-produk yang biasa di konsumsi di jalan (on-the-go consumption) diperkirakan tidak berlanjut di masa next normal.

Baca Juga: WHO larang negara maju monopoli vaksin virus corona, ini alasannya

Di tengah perubahan yang demikian, Sarah et al menilai bahwa perusahaan perlu melakukan adaptasi dalam melakukan penjualan, pemasaran, dan lain-lain sesuai dengan perubahan perilaku yang ada pada konsumen.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×