kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

McKinsey & Company: Pandemi corona membentuk kebiasaan-kebiasaan baru pada konsumen


Sabtu, 08 Agustus 2020 / 16:25 WIB
McKinsey & Company: Pandemi corona membentuk kebiasaan-kebiasaan baru pada konsumen


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. McKinsey & Company merilis publikasi berjudul How COVID-19 is Changing Behavior-Now and Forever pada 30 Juli 2020 lalu.

Dalam publikasi tersebut, penulis publikasi yakni Sajal Kohli, Bjorn Timelin, Victor Fabius, dan Sofia Moulvad Veranen memaparkan, pandemi corona (covid-19) yang mewabah di sejumlah negara telah menyebabkan perubahan perilaku konsumen pada beberapa aspek.

Baca Juga: Kasus baru corona di Singapura diyakini bakal segera turun signifikan, ini sebabnya

Perubahan perilaku salah satunya tercermin pada cara konsumen berbelanja dan mengonsumsi barang. Di masa pandemi, konsumen cenderung lebih memilih untuk berbelanja melalui secara digital melalui platform e-commerce. Kalaupun belanja dilakukan secara luring atau offline, konsumen cenderung memilih berbelanja di toko yang memiliki lokasi dekat rumah. 

Seiring perubahan tersebut, frekuensi belanja juga cenderung berkurang. Konsumen cenderung memilih untuk berbelanja dalam frekuensi yang lebih jarang, namun dengan porsi belanjaan yang lebih banyak dibanding biasanya (larger basket). 

Di saat yang bersamaan, konsumsi produk-produk yang biasa di konsumsi di jalan (on-the-go consumption) juga mengalami penurunan. Maklum, waktu yang dihabiskan oleh konsumen kini lebih banyak dihabiskan di rumah seiring maraknya sistem bekerja dan belajar dari rumah.

Tidak hanya itu, prioritas konsumen dalam memilih produk juga ikut berubah, sebab pengeluaran tidak wajib alias discretionary spending konsumen mengalami penurunan. Dalam hal terjadi pembelian produk, konsumen juga akan cenderung memilih produk-produk dengan merek atau brand yang lebih dipercaya.

Baca Juga: Gawat! Kesehatan gigi dan mulut menurun saat pandemi Virus Corona

Selanjutnya, perubahan juga terjadi pada cara konsumen mengonsumsi hiburan. Dibanding pergi ke bioskop, konsumen kini lebih suka mengonsumsi konten hiburan digital melalui platform streaming. Kecenderungan tersebut diikuti oleh peningkatan intensitas akses dari segi play time. 

Hal yang sama juga terjadi pada cara konsumen mengonsumsi informasi. Kini, konsumsi informasi mengalami pergeseran ke arah media digital.

Di saat yang  sama, minat konsumen untuk berwisata masih ada seiring. Di sini, pariwisata domestik masih mengalami kenaikan, namun pariwisata internasional mengalami penurunan. Sementara itu, tingkat belanja wisatawan cenderung menurun.

Berikutnya, perubahan juga dijumpai pada segi gaya hidup. Kini, konsumen menjadi lebih fokus mengutamakan kesehatan dan kebersihan. Akibatnya, konsumsi produk-produk organik, alami dan segar mengalami peningkatan.

Baca Juga: Pesawat Air India Express jatuh di bandara, 17 orang tewas

Konsumen juga masih menjaga kebugaran melalui platform fitness on demand sesuai kebutuhan. Begitu pula pemenuhan kebutuhan akan obat-obatan dan pemeriksaan oleh dokter dilakukan secara digital sesuai kebutuhan (e-pharmacy & e-doctor).

Sarah memperkirakan, beberapa kebiasaan baru masih akan terus berlangsung di masa normal berikutnya (next normal). Kebiasaan untuk berbelanja lebih banyak dibanding biasanya dalam satu kali pembelian (larger basket) misalnya, diperkirakan akan menjadi tren baru di masa next normal. Demikian pula halnya dengan kebiasaan mengurangi discretionary spending yang juga diperkirakan akan menjadi tren baru di masa next normal

Di sisi lain, preferensi konsumsi hiburan secara digital, fitness on demand, dan lain-lain diperkirakan masih akan mengalami peningkatan di masa next normal. Sementara itu, tren penurunan konsumsi produk-produk yang biasa di konsumsi di jalan (on-the-go consumption) diperkirakan tidak berlanjut di masa next normal.

Baca Juga: WHO larang negara maju monopoli vaksin virus corona, ini alasannya

Di tengah perubahan yang demikian, Sarah et al menilai bahwa perusahaan perlu melakukan adaptasi dalam melakukan penjualan, pemasaran, dan lain-lain sesuai dengan perubahan perilaku yang ada pada konsumen.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×