kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membuka Tahun 2023, Presiden Korea Selatan Janji Genjot Ekspor


Minggu, 01 Januari 2023 / 13:43 WIB
Membuka Tahun 2023, Presiden Korea Selatan Janji Genjot Ekspor
ILUSTRASI. Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan dalam pidatonya, pemerintahnya akan menjadikan peningkatan ekspor sebagai prioritas kebijakan utama pada tahun 2023.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Mengawali tahun baru, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan dalam pidatonya, pemerintahnya akan menjadikan peningkatan ekspor sebagai prioritas kebijakan utama pada tahun 2023.

Seperti dilansir Reuters (1/1), Yoon mengatakan, ekspor adalah dasar dan sumber pekerjaan bagi ekonomi Korea Selatan yang bergantung pada perdagangan. Itu disebabkan ekspor Korea Selatan pada bulan Desember turun dari tahun sebelumnya untuk bulan ketiga berturut-turut.

Data kementerian perdagangan menunjukkan, ekspor Korea Selatan turun pada Desember 2022 sebesar 9,5% dari tahun sebelumnya, karena penurunan tajam dalam pengiriman ke China dan Asia Tenggara lebih dari pertumbuhan moderat dalam penjualan ke Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Juga: Korea Selatan Siap Habiskan Rp 6,9 Triliun untuk Lawan Drone Korea Utara

Penurunan itu sedikit kurang dari perkiraan penurunan rata-rata 10,1% dalam jajak pendapat Reuters dan penurunan 14,0% pada November, tetapi menandai penurunan tiga bulan berturut-turut - periode terpanjang sejak akhir 2020.

"Kita harus mengatasi krisis yang kompleks melalui ekspor," kata Yoon.

Kementerian Perdagangan Korea Selayan akan memberikan dukungan kebijakan yang kuat kepada eksportir untuk menghindari penurunan ekspor pada 2023, yang secara resmi diproyeksikan pemerintah akan turun 4,5% akibat perlambatan ekonomi global.

Ekspor Korea Selatan untuk setahun penuh 2022 naik 6,1% menjadi US$ 683,9 miliar, tetapi impor tumbuh 18,9% menjadi US$ 731,2 miliar, menghasilkan rekor defisit perdagangan sebesar US$ 47,2 miliar.

Data resmi dari China pada hari Sabtu menunjukkan bahwa aktivitas pabrik menyusut pada bulan Desember dengan laju paling tajam sejak pandemi muncul tiga tahun lalu menyusul keputusan untuk membatalkan kebijakan nol Covid-19 yang ketat yang memicu gelombang infeksi.

Baca Juga: Korea Selatan Laporkan Kematian Pertama Infeksi Amuba Pemakan Otak, Ketahui Faktanya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×