kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Korea Selatan Siap Habiskan Rp 6,9 Triliun untuk Lawan Drone Korea Utara


Rabu, 28 Desember 2022 / 15:20 WIB
Korea Selatan Siap Habiskan Rp 6,9 Triliun untuk Lawan Drone Korea Utara
ILUSTRASI. Helikopter Lynx Angkatan Laut Korea Selatan menembakkan suar saat upacara peringatan Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan di Pyeongtaek pada 28 September 2017. REUTERS/Jung Yeon-Je/Pool


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada hari Rabu (28/12) mengumumkan rencana untuk menghabiskan hingga 560 miliar won atau sekitar Rp 6,9 triliun untuk melawan aktivitas drone Korea Utara. Dana besar tersebut akan digunakan hingga tahun 2027.

Dilansir dari Reuters, rencana itu akan dimasukkan dalam cetak biru pertahanan jangka menengah Korea Selatan untuk 2023-2027.

Cetak biru itu juga termasuk rencana untuk menambah unit drone lain di tubuh militer Korea Selatan yang mengawasi dua skuadron.

Kementerian mengalokasikan dana untuk empat proyek yang bertujuan memperkuat kemampuan kontra-drone, termasuk laser udara untuk menghancurkan drone dan jammer untuk menetralkan perangkat yang lebih kecil.

Baca Juga: Kim Jong Un Umumkan Program Militer Baru, Uji Coba Senjata Tetap Intens di 2023

"Program senjata laser sedang dalam tahap pengujian dan diperkirakan akan mulai digunakan pada tahun 2027. Sistem jamming tipe 'soft-kill' akan meningkatkan kemampuan respons kami terhadap drone kecil," kata seorang pejabat kementerian.

Masuknya Drone Korea Utara ke Langit Korea Selatan

Insiden masuknya drone Korea Utara ke wilayah Korea Selatan pada hari Senin (26/12) jadi pemicu segala program pertahanan baru Seoul ini.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, pada hari Selasa (27/12) mengakui bahwa insiden masuknya drone Korea Utara ke perbatasan adalah bukti bahwa kesiapan militer Korea Selatan masih kurang.

"Insiden tersebut menunjukkan kurangnya kesiapan dan pelatihan militer kita selama beberapa tahun terakhir, dan dengan jelas menegaskan perlunya kesiapan dan pelatihan yang lebih intensif," kata Yoon seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Respons Kehadiran Drone Korea Utara, Korea Selatan akan Bentuk Unit Drone Khusus

Lima drone Korea Utara memasuki wilayah Korea Selatan pada hari Senin (26/12). Korea Selatan kemudian mengerahkan jet tempur dan helikopter serang untuk menjatuhkan drone tersebut.

Militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan dan sekitar 100 peluru dari helikopter yang dilengkapi dengan senapan mesin. Sayangnya upaya itu gagal menjatuhkan salah satu drone.

Drone milik Korea Utara dilaporkan terbang di atas beberapa kota di Korea Selatan, termasuk ibu kota Seoul, selama sekitar lima jam

Militer mengatakan pihaknya tidak dapat menyerang secara agresif karena kekhawatiran akan keselamatan warga sipil


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×