Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, bertindak cepat dalam merespons kehadiran drone Korea Utara. Pada hari Selasa (27/12), Yoon mengatakan akan mengusulkan pembentukan unit militer yang memiliki spesialisasi di bidang drone.
Dalam rapat kabinet, Yoon mengakui bahwa insiden masuknya drone Korea Utara ke perbatasan adalah bukti bahwa kesiapan militer Korea Selatan masih kurang.
"Insiden tersebut menunjukkan kurangnya kesiapan dan pelatihan militer kita selama beberapa tahun terakhir, dan dengan jelas menegaskan perlunya kesiapan dan pelatihan yang lebih intensif," kata Yoon seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Drone Korea Utara Diduga Melintasi Perbatasan, Korea Selatan Kirim Jet Tempur
Lima drone Korea Utara memasuki wilayah Korea Selatan pada hari Senin (26/12). Korea Selatan kemudian mengerahkan jet tempur dan helikopter serang untuk menjatuhkan drone tersebut.
Militer Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan dan sekitar 100 peluru dari helikopter yang dilengkapi dengan senapan mesin. Sayangnya upaya itu gagal menjatuhkan salah satu drone.
Drone milik Korea Utara dilaporkan terbang di atas beberapa kota di Korea Selatan, termasuk ibu kota Seoul, selama sekitar lima jam.
Militer mengatakan pihaknya tidak dapat menyerang secara agresif karena kekhawatiran akan keselamatan warga sipil.
Baca Juga: Korea Selatan Lepaskan 100 Tembakan untuk Tembaki 5 Drone Korea Utara
Presiden Yoon menyalahkan ketidaksiapan militernya kepada kebijakan pendahulunya, Moon Jae-in, yang cenderung lunak terhadap Korea Utara.
Kini Yoon akan berupaya membentuk unit drone khusus di tubuh militer Korea Selatan untuk memantau tetangganya.
"Kami telah merencanakan untuk membentuk unit drone untuk memantau dan mengintai fasilitas militer utama Korea Utara. Kami bersumpah untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan pengintaian dengan drone siluman mutakhir," pungkas Yoon.