Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Unilever, perusahaan raksasa konsumen dunia dengan merek-merek ikonik seperti Ben & Jerry’s, Cornetto, dan Magnum, telah mengambil keputusan dramatis untuk memisahkan divisi es krimnya.
Langkah ini, diumumkan pada tanggal 19 Maret 2024, menandai perubahan besar bagi perusahaan senilai 99 miliar poundsterling tersebut. Namun, di balik langkah ini, terdapat sejumlah dampak yang patut dipertimbangkan.
CEO Unilever, Hein Schumacher, telah menegaskan bahwa langkah ini adalah langkah yang tepat bagi perusahaan. Namun, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan itu sendiri, melainkan juga oleh para pemegang sahamnya.
Baca Juga: Unilever Pisahkan Bisnis Es Krim Tahun Depan, 7.500 Pekerja Bakal Terkena PHK
Pertama-tama, pemisahan divisi es krim ini memungkinkan Unilever untuk mengatasi masalah stranded aset yang telah lama menghantui mereka. Dengan peraturan yang semakin ketat terkait dengan kesehatan masyarakat, terutama terkait pajak gula, merek-merek es krim seperti Twister dan Feasts menjadi rentan.
Dengan memisahkan divisi ini, Unilever dapat lebih fokus pada produk-produk lain yang lebih stabil secara regulasi.
Namun, sisi lain dari koin tersebut menunjukkan bahwa pemisahan bisnis ini juga tidaklah murah. Unilever harus menghadapi biaya duplikasi dalam sumber daya manusia dan hukum ketika memisahkan divisi es krim dari operasi penjualan dan pemasaran mereka di 57 wilayah.
Meskipun ada rencana untuk penghematan biaya sebesar 800 juta euro, sebagian besar berasal dari pengurangan staf kantor pusat secara global, tetapi ini tetap menjadi pengingat bahwa pemisahan memerlukan pengeluaran yang signifikan.
Baca Juga: Kinerja Diprediksi Mendatar di 2024, Begini Rekomendasi Saham Unilever (UNVR)
Bagi pemegang saham, terdapat pro dan kontra. Sementara Schumacher yakin bahwa pemisahan ini akan mendukung peningkatan margin seiring berjalannya waktu, pemegang saham mungkin merasa ragu.
Meskipun pemisahan divisi es krim dapat membuat Unilever lebih fokus, namun kehilangan bagian dari bisnis yang menghasilkan pendapatan signifikan juga merupakan kerugian yang patut dipertimbangkan.
Selain itu, ada implikasi lebih luas bagi Unilever sebagai perusahaan. Meskipun mereka tetap menjadi pemain utama dalam bidang pangan, pemisahan divisi es krim ini dapat memengaruhi valuasi dan posisi pasar mereka.
Hal ini terutama berhubungan dengan listing saham di pasar Amerika Serikat, di mana investor cenderung lebih kurang terpaku pada isu lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Baca Juga: Unilever Bakal Spin Off Unit Usaha Es Krim
Dalam konteks yang lebih luas, keputusan Unilever untuk memisahkan divisi es krim mereka menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sedang menghadapi tantangan yang kompleks dalam mengelola portofolio bisnisnya.
Meskipun langkah ini mungkin memberikan manfaat jangka panjang, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ada risiko dan tantangan yang harus dihadapi dalam prosesnya.
Sebagai hasil dari pengumuman ini, saham Unilever mengalami kenaikan pada tanggal 19 Maret. Namun, bagaimanapun, perjalanan Unilever ke depan, setelah pemisahan divisi es krim, masih memerlukan strategi yang hati-hati dan pemahaman yang mendalam tentang dampak-dampaknya bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan.