Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Pedoman WHO tentang penamaan penyakit menular manusia menetapkan, nama tersebut tidak boleh mencakup lokasi geografis, seperti kota, negara, wilayah, atau benua. Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), flu Spanyol, dan ensefalitis Jepang sebagai contoh yang harus dihindari.
Nama penyakit juga harus bukan nama orang, spesies, hewan, atau makanan. Sebab, nama-nama tersebut bisa memicu ketakutan yang tidak semestinya serta referensi budaya, populasi, industri, atau pekerjaan.
Baca Juga: Gadis cilik berusia 4 tahun jadi pasien virus corona pertama yang sembuh di Malaysia
Pedoman WHO juga menyarankan, nama penyakit bisa mencakup istilah gejala generik deskriptif serta deskriptif spesifik, misalnya, kelompok umur, perjalanan waktu, tingkat keparahan, musiman, dan lingkungan.
Seorang profesor virologi yang bergabung di kelompok studi ICTV yang telah memutuskan nama baru untuk virus corona mengatakan kepada BBC, timnya mulai membahas pemberian nama untuk virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan China itu sekitar dua minggu lalu.
Tim tersebut sudah mengirimkan nama itu ke jurnal ilmiah untuk diterbitkan, dan berharap bisa mengumumkannya dalam beberapa hari ke depan.