Sumber: Business Insider | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk, CEO Tesla, dikenal sebagai pionir dalam industri kendaraan listrik (EV).
Dalam beberapa waktu terakhir, dukungannya terhadap mantan Presiden AS, Donald Trump, menimbulkan pertanyaan dan kontroversi.
Dukungan ini bukan tanpa alasan, melainkan didasarkan pada kepentingan strategis untuk mempertahankan dominasi Tesla di pasar EV yang semakin kompetitif.
Tantangan di Pasar Kendaraan Listrik
Industri kendaraan listrik mengalami perubahan signifikan sejak pengesahan Inflation Reduction Act (IRA) oleh Presiden Joe Biden.
Undang-undang ini mendorong produsen mobil konvensional untuk memasuki pasar EV secara lebih agresif.
Akibatnya, Tesla menghadapi persaingan yang ketat dan memutuskan untuk menurunkan harga produknya, yang kemudian memicu perang harga di industri ini.
Baca Juga: 5 Kiat Sukses Membangun Bisnis Ala Elon Musk
Dampak Ekonomi terhadap Tesla
Selama setahun terakhir, keuntungan Tesla turun sebesar 45%, dan pangsa pasarnya menurun drastis.
Pada kuartal kedua tahun ini, penjualan EV di AS meningkat, namun pangsa pasar Tesla turun di bawah 50% untuk pertama kalinya dalam sejarah perusahaan.
Ini merupakan penurunan yang tajam, mengingat sebelumnya Tesla menguasai hingga 80% pasar EV.
Dalam panggilan telepon dengan investor Tesla pada hari Selasa, Musk menyatakan bahwa gelombang kompetisi yang mengurangi keuntungan dan pangsa pasar Tesla akan berlalu.
Namun, dia tidak memberikan alasan yang jelas. Ketika ditanya apakah dia khawatir tentang kemungkinan Trump mencabut IRA, Musk menjawab bahwa langkah tersebut akan "menghancurkan" pesaing Tesla, namun tidak terlalu berdampak buruk bagi Tesla sendiri.
Keuntungan dari Kredit Pajak Pemerintah
Meskipun Musk mungkin menginginkan IRA dihapuskan, Tesla masih mendapatkan manfaat besar dari kredit pajak pemerintah yang mendahului undang-undang tersebut.
Kredit ini memungkinkan produsen EV untuk menjualnya kepada produsen mobil konvensional guna mengimbangi emisi karbon mereka.
Tesla berhasil meraup US$890 juta dari kredit ini pada kuartal terakhir, menggandakan pendapatannya dari kuartal sebelumnya.
Kebijakan Trump yang Menguntungkan Tesla
Musk dan Trump memiliki tujuan kebijakan yang sama untuk EV, yaitu membongkar infrastruktur regulasi EV Biden dan kembali ke struktur lama.
Jika Trump kembali ke Gedung Putih dan membongkar rezim regulasi yang mendorong produsen mobil konvensional masuk ke pasar EV, Tesla dapat kembali menikmati dominasi pasar tanpa banyak kompetisi.
Dukungan Musk terhadap Trump menimbulkan ironi karena di satu sisi, Musk menerima intervensi pemerintah yang menguntungkan Tesla, namun menentang intervensi yang mendukung kompetitornya.
Musk dan Trump tampaknya memiliki kesamaan dalam hal mendukung hukum dan ketertiban selama mereka yang menulis hukum dan memberikan perintah.
Masa Depan Tesla di Tengah Kompetisi Global
Di China, Tesla menghadapi persaingan dari produsen mobil yang didukung oleh negara, yang memproduksi model canggih dengan harga murah.
Di AS, produsen mobil konvensional mulai menawarkan berbagai pilihan kepada konsumen, menjadi alternatif bagi Tesla yang sebelumnya mendominasi pasar.
Untuk mempertahankan posisinya di pasar, Tesla mulai menurunkan harga produknya pada tahun 2023. Langkah ini memicu perang harga global di industri EV.
Pada kuartal ketiga tahun 2023, perang harga mulai merusak neraca keuangan Tesla. Pendapatan, pengiriman kendaraan, dan arus kas bebas turun jauh dari ekspektasi, dengan margin kotor terus menyusut.
Baca Juga: Fakta Menarik yang Mungkin Tidak Anda Ketahui Tentang Elon Musk
Upaya Musk untuk Mengembalikan Kepercayaan Investor
Pada bulan April, Musk mencoba menghentikan penurunan ini dengan berbicara tentang inovasi fantastis yang belum dibangun oleh perusahaan.
Dia menjanjikan robotaksi otonom pada bulan Agustus, meskipun janji tersebut telah diulang selama hampir satu dekade.
Musk juga mengumumkan kemajuan dengan robot humanoid baru bernama Optimus, meskipun saat diperkenalkan, Optimus hanyalah seseorang yang menari dalam kostum robot.