Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Miliarder teknologi Elon Musk berencana menyumbangkan sekitar US$45 juta setiap bulan kepada super political-action committee (Super PAC) baru yang mendukung pencalonan Donald Trump sebagai presiden AS, menurut laporan media Amerika Serikat.
Sumbangan Musk akan disalurkan melalui kelompok bernama America PAC, yang fokus mendukung Trump dengan mendorong registrasi pemilih, pemungutan suara awal, dan pengiriman surat suara melalui pos di negara bagian swing states menjelang pemilu November mendatang, demikian dilaporkan Wall Street Journal.
Musk secara resmi mendukung pencalonan Trump pada Sabtu lalu setelah mantan presiden tersebut selamat dari insiden penembakan di sebuah rapat umum politik di Pennsylvania.
"Saya sepenuhnya mendukung Presiden Trump dan berharap untuk kesembuhannya yang cepat," tulis Musk di platform media sosial X, yang diakuisisinya pada 2022 ketika platform tersebut masih bernama Twitter.
Baca Juga: Elon Musk Akan Pindahkan Perusahaannya dari California
Musk berencana mulai menyumbangkan dana pada bulan depan, menurut laporan tersebut.
Musk, yang saat ini menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih sekitar US$250 miliar, semakin dekat dengan Trump selama masa pemilihan umum AS 2024.
Pada bulan Maret, keduanya bertemu langsung dalam acara sarapan pagi untuk para donatur di kediaman miliarder Nelson Peltz di Florida.
Meskipun sumbangan kampanye perorangan di AS dibatasi hingga US$3.300 per orang, ada celah dalam sistem pendanaan kampanye yang memungkinkan donatur besar menyumbang melalui komite aksi politik atau PAC, yang mendukung para kandidat.
Baca Juga: 7 Hal yang Dilakukan Elon Musk Agar Sukses Menjalankan Bisnis, Catat Apa Saja
America PAC telah mempekerjakan ratusan karyawan untuk mendukung upaya pemilihan Trump, termasuk mendaftarkan pemilih, berinteraksi dengan konstituen di swing states, dan mendorong pemilih untuk meminta surat suara melalui pos.
Trump sebelumnya mengecam pemungutan suara melalui pos dan tanpa kehadiran, namun kemudian mengubah pandangannya setelah jelas bahwa Partai Demokrat unggul di antara para pemilih yang memberikan suara melalui pos.