Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. e-Commerce raksasa asal Korea Selatan, Coupang, mencatatkan sahamnya di New York Stock Exchange pada hari Kamis (11/3/2021). Hal itu membuat pendirinya, Bom Kim, menjadi seorang multi-miliarder.
Melansir Yahoo Finance, saham Coupang melonjak saat pertama kali diperdagangkan, mendongkrak nilai kapitalisasi Coupang mencapai lebih dari US$ 8,6 miliar.
Pencatatan saham Coupang di AS merupakan yang terbesar oleh perusahaan Asia sejak Alibaba pada 2014.
Meskipun masih merugi, pendapatan Coupang naik hampir dua kali lipat tahun lalu karena pandemi meningkatkan belanja online.
Pada debut perdagangannya, harga saham Coupang naik 41%. Ini menjadi penawaran saham umum perdana (IPO) AS terbesar sejak Uber pada 2019. Coupang sering disebut sebagai Amazon Korea Selatan.
Baca Juga: Buat pengusaha muda, ada nasihat berbisnis dari miliarder Inggris, Richard Branson
Pengecer online, yang pendukung terbesarnya adalah perusahaan multinasional Jepang SoftBank, mengatakan akan memberikan sahamnya kepada staf gudang dan 15.000 pekerja pengiriman penuh waktu senilai US$ 90 juta.
"Kami beruntung mendapat permintaan dari banyak investor hebat dan kami tidak memiliki ruang untuk semua investor hebat di luar sana," kata Kim, yang merupakan pendiri dan pimpinan eksekutif Coupang.
Baca Juga: Miliarder Prancis Olivier Dassault tewas dalam kecelakaan helikopter
Lahir di Seoul, Kim pindah ke Amerika ketika dia masih di sekolah menengah dan memperoleh kewarganegaraan AS.
Setelah drop out (DO) dari gelar MBA Harvard, dia kembali ke Korea Selatan dan mendirikan Coupang pada tahun 2010, terinspirasi oleh model bisnis Groupon.
Perusahaan telah secara agresif memperluas operasi pengirimannya, menempatkan 70% populasi Korea Selatan dalam radius tujuh mil dari pusat distribusinya.
Baca Juga: Bill Gates dan Melinda Gates beri bocoran resep rahasia pernikahan awet
Coupang, yang layanan satu harinya disebut Pengiriman Roket, juga berinvestasi dalam lini bisnis baru seperti layanan pengiriman makanan dan streaming.
Terlepas dari popularitas perusahaan, Coupang telah menghadapi pengawasan otoritas setelah ada laporan beberapa kematian di antara karyawan pengiriman dan logistik yang diduga terlalu lelah bekerja.
