kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Menjelang Shutdown AS, Dana US$8 Miliar Kesehatan dan Pendidikan Terancam Mandek


Minggu, 28 September 2025 / 18:21 WIB
Menjelang Shutdown AS, Dana US$8 Miliar Kesehatan dan Pendidikan Terancam Mandek
ILUSTRASI. Menjelang potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat dalam tiga hari ke depan, mengancam US$8?miliar dana kesehatan & pendidikan. REUTERS/Ken Cedeno 


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat dalam tiga hari ke depan, kelompok advokasi Protect Democracy memperingatkan bahwa sekitar US$8 miliar dana untuk kesehatan dan pendidikan berisiko tidak digunakan.

Dana tersebut sudah disetujui oleh Kongres, tetapi masih tertahan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Kondisi ini menunjukkan bagaimana Gedung Putih, dalam upaya merombak birokrasi, mengabaikan kesepakatan yang dibuat bersama Kongres. Padahal, berdasarkan Konstitusi AS, kewenangan penganggaran berada di tangan legislatif.

Kongres Desak Dana Segera Dicairkan

Situasi ini juga menjadi perhatian anggota parlemen. Ketua Komite Appropriations Senat, Susan Collins (Republik, Maine), bersama Cory Booker (Demokrat, New Jersey), telah mengirimkan surat kepada pemerintah agar dana yang dialokasikan tidak dipangkas, melainkan dicairkan sesuai rencana.

Dana tersebut antara lain mencakup 21 program pertukaran pendidikan dan budaya Kementerian Luar Negeri yang sebelumnya sudah disahkan Trump sendiri pada Maret lalu.

Baca Juga: AS di Ambang Shutdown, Trump Siap Negosiasi dengan Pimpinan Kongres

Analisis Protect Democracy: Dana Vital Tertahan

Menurut analisis Protect Democracy berdasarkan data pemerintah, sebagian besar dana penting masih belum tersalurkan:

  • US$2,6 miliar (62%) untuk program penanggulangan penyalahgunaan zat di bawah Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA) belum dicairkan kepada penerima hibah. Dana ini seharusnya mendukung pencegahan, perawatan, dan pemulihan kecanduan alkohol serta narkoba.

  • US$2,59 miliar (82%) untuk program dukungan pendidikan tinggi di Departemen Pendidikan juga belum disalurkan. Dana tersebut ditujukan bagi perguruan tinggi komunitas, organisasi nonprofit, dan sekolah untuk membantu pendaftaran mahasiswa berpenghasilan rendah maupun generasi pertama.

Jika hingga akhir tahun fiskal pada Selasa depan dana ini tidak dikomitmenkan, maka dana tersebut akan masuk ke “limbo” selama lima tahun sebelum akhirnya dapat dibatalkan dan dikembalikan ke kas negara.

Kritik dari Tokoh Publik dan Legislator

Libby Jones, Direktur Program Overdose Prevention Initiative di Global Health Advocacy Incubator, menegaskan keterlambatan ini berbahaya.

“Dana ini adalah penyelamat bagi komunitas yang berada di garis depan krisis overdosis. Setiap hari keterlambatan berarti sistem layanan yang sudah terbatas harus bekerja lebih keras,” ujarnya.

Senator Tammy Baldwin (Demokrat, Wisconsin) juga mengkritik langkah Gedung Putih: “Ini bukan cara menjalankan pemerintahan. Paling baik, miliaran dolar pajak rakyat terlambat keluar; paling buruk, pemerintahan Trump secara ilegal menahan dana.”

Alasan Eksekutif dan Ketegangan Politik

Pemerintah beralasan bahwa beberapa dana, seperti untuk program Kementerian Luar Negeri, memang tidak memiliki batas waktu penggunaan. Namun, pihak Gedung Putih tidak memastikan apakah dana tersebut akan dicairkan tahun ini.

Sejak awal masa jabatan, Trump sering menantang otoritas anggaran Kongres dengan membekukan dana, mengajukan pemotongan di tengah tahun, dan menunda pencairan.

Baca Juga: Gedung Putih Siapkan Rencana PHK Massal Jelang Shutdown Pemerintah AS

Menurut Cerin Lindgrensavage, pengacara Protect Democracy, strategi ini memungkinkan Gedung Putih melakukan “pemotongan terselubung” tanpa melalui perdebatan legislatif.

Dampak pada Negosiasi Anggaran

Strategi Trump menahan dana memperkeruh negosiasi anggaran di Kongres. Sementara Republik lebih fokus menyalahkan Demokrat atas potensi shutdown, Senat Demokrat berusaha menggunakan leverage politik untuk menekan perbaikan layanan kesehatan dalam perundingan.

Sebagian Demokrat juga mendorong agar ada perlindungan dana di tahun depan, termasuk perpanjangan masa pakai dana yang belum dibelanjakan, demi mencegah campur tangan eksekutif.

Dr. Casey Burgat, Direktur Program Legislative Affairs di George Washington University, memperingatkan:

“Jika presiden dibiarkan mengabaikan kehendak Kongres dalam anggaran, itu bisa menjadi preseden berbahaya. Kekuasaan semacam itu tidak pernah dimaksudkan untuk dimiliki presiden.”

Selanjutnya: Kredit Menganggur di Bank Masih Numpuk Didominasi Kredit Modal Kerja

Menarik Dibaca: Nasi Bebek Ibu Chotijeh, Antrean Panjang di Pasar Baru Sejak 2016




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×