kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Menlu Rusia: Barat adalah Penyebab Krisis di Banyak Negara


Rabu, 16 Agustus 2023 / 09:59 WIB
Menlu Rusia: Barat adalah Penyebab Krisis di Banyak Negara
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menghadiri konferensi pers setelah pembicaraan dengan mitranya dari Kirgistan Ruslan Kazakbayev di Moskow, Rusia 5 Maret 2022. Sergei Ilnitsky/Pool via REUTERS


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pesan yang cukup keras disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada hari Selasa (15/8). Dirinya secara terbuka mengatakan bahwa Barat adalah penyebab dari krisis di banyak negara di seluruh dunia.

Berbicara di Konferensi Moskow tentang Keamanan Internasional (MCIS), Lavrov secara khusus menuduh AS telah merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir karena mendukung pasukan Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.

"Barat mendukung kudeta di Ukraina pada 2014 dan sekarang menentang hal yang sama di Niger. Situasi geopolitik saat ini membuat sulit untuk menetralisir ancaman, termasuk terorisme internasional yang muncul selama beberapa dekade terakhir sebagai hasil dari petualangan militer AS dan sekutunya," kata Lavrov, dikutip Arab News.

Baca Juga: Putin dan Kim Jong Un Bertukar Surat, Janji Perkuat Hubungan Bilateral

Lavrov menyoroti aksi organisasi ekstremis Islam seperti ISIS dan Al-Qaeda di beberapa negara Timur Tengah yang sarat dengan konflik dan dekat dengan kehadiran militer AS.

Masih di acara yang sama, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, juga menyoroti campur tangan Barat dalam perang di Ukraina.

Shoigu menilai bahwa saat ini Barat mulai mengalami kerentanan dalam sistem senjata mereka sebagai hasil dari dukungan besar yang mereka berikan kepada Ukraina.

Atas dasar itu, Shoigu percaya bahwa Ukraina sudah tidak mampu bertahan lebih lama lagi.

Baca Juga: Rusia Akan Lengkapi Kapal Selam Nuklir Terbarunya dengan Rudal Hipersonik

"Hasil awal dari operasi tempur menunjukkan bahwa sumber daya militer Ukraina hampir habis. Dalam operasi militer khusus, tentara Rusia telah menghilangkan banyak mitos tentang keunggulan standar militer Barat," kata Shoigu.

Shoigu menambahkan, Moskow akan segera mengungkap data yang menunjukkan kerentanan dalam sistem senjata Barat yang muncul setelah konflik di Ukraina bergejolak.

"Kami memiliki data tentang penghancuran tank Jerman, kendaraan lapis baja Amerika, rudal Inggris dan sistem senjata lainnya. Kami siap membagikan penilaian kami," tutup Shoigu.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×