kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Menyusul China dan Eropa, Donald Trump kandangkan pesawat Boeing 737 MAX


Kamis, 14 Maret 2019 / 07:15 WIB
Menyusul China dan Eropa, Donald Trump kandangkan pesawat Boeing 737 MAX


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat akhirnya ikut mengandangkan pesawat Boeing 737 MAX milik Boeing Co karena masalah keamanan pasca kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 orang. Mengutip Reuters, langkah AS ini menyusul sikap yang sama yang sudah dilakukan beberapa negara seperti China, Eropa dan negara-negara lainnya. 

Federal Aviation Administration (FAA) mengutip data satelit baru dan bukti dari lokasi kecelakaan Ethiopian Airlines pada Minggu lalu dalam memutuskan untuk mengandangkan pesawat Boeing 737 MAX.

Ini adalah kedua kalinya FAA menghentikan penerbangan pesawat Boeing dalam enam tahun. Pada tahun 2013, FAA telah mengandangkan pesawat Boeing 737 Dreamliner.

"Keputusan ini merupakan hasil dari proses  pengumpulan data  dan bukti baru yang dikumpulkan di situs dan dianalisis hari ini," ujar FAA dalam sebuah pernyataan tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan mengandangkan pesawat Boeing 737 MAX.

Penghentian sementara operasi pesawat Boeing 737 MAX ini tetap akan berlaku saat FAA melakukan penyelidikan.

Maskapai penebangan AS yang mengoperasikan 737 MAC adalah Southwest Airlines Co, American Airlines Group Inc dan United Airlines.

Dalam sebuah pernyataan, Boeing menyatakan pihaknya mendukung penghentian sementara penerbangan 737 MAX. 

"Boeing telah menetapkan, untuk merekomendasikan kepada FAA untuk menangguhkan sementara seluruh operasi armada global untuk pesawat 737 MAX."

Ketua Komite Transportasi dan Infrastruktur DPR AS dari Demokrat, Peter DeFazio menyerukan penyelidikan mengapa 737 MAX mendapat sertifikasi terbang.

"Harus ada penyelidikan mengapa pesawat itu disertifikasi tanpa memerlukan pelatihan pilot  tambahan," katanya.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×