kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski tak punya musuh, Swiss ingin habiskan banyak uang untuk beli jet tempur canggih


Senin, 21 September 2020 / 14:08 WIB
Meski tak punya musuh, Swiss ingin habiskan banyak uang untuk beli jet tempur canggih
ILUSTRASI. Jet tempur Rafale. Meski tak punya musuh, Swiss berencana habiskan banyak uang untuk beli jet tempur canggih. REUTERS/Pascal Rossignol


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - ZURICH. Swiss, negara yang terakhir berperang di luar negeri lebih dari 200 tahun lalu dan bisa dibilang tidak memiliki musuh saat ini ingin menghabiskan banyak uang untuk membeli jet tempur baru.

Namun banyak pihak yang menentang gagasan itu. Karena negara netral ini tak membutuhkan membutuhkan pesawat tempur mutakhir untuk mempertahankan wilayahnya.

Terlebih, pesawat jet supersonik cuma butuh waktu 10 menit untuk bisa melewati wilayah Swiss sari satu ujung ke ujung yang lain.

Baca Juga: China kian mengancam, Taiwan: Kami tidak akan provokasi tapi tak takut pada musuh

Negara kecil lain semisal Irlandia, Malta, dan Luksemburg juga tidak memiliki jet tempur. Oleh karena itu, rencana senilai 6 miliar franc Swiss atau setara US$ 6,6 miliar ini dinilai sebagai pemborosan.

“Siapa musuh kita? Siapa yang menyerang negara kecil dan netral dan dikelilingi oleh NATO seperti Swiss?" tanya Priska Seiler Graf, seorang anggota parlemen dari Sosial Demokrat yang berhaluan kiri. 

Parlemen Swiss akan melakukan pemungutan suara pada Minggu 27 September untuk menyetujui pendanaan dalam referendum mengikat yang akan memungkinkan pemerintah memutuskan untuk membeli jet tempur baru di tahun depan.

Beberapa calon yang bisa dipilih adalah Eurofighter dari Airbus, Rafale buatan Dassault, F/A-18 Super Hornet dari Boeing, atau F35 produksi Lockheed Martin.

Baca Juga: Tarik investasi asing, China bentuk tiga zona perdagangan bebas baru

Pesawat tempur baru ini akan menggantikan armada 30 F/A-18 Hornets yang sudah tua yang akan berhenti beroperasi pada tahun 2030.

Seiler Graf mengatakan alternatif yang lebih murah, seperti versi pesawat latih Leonardo M346, menawarkan nilai yang lebih baik daripada mainan mahal yang sedang dipertimbangkan.

“Kami butuh pesawat baru, itu tidak dipermasalahkan, tapi membeli pesawat yang lebih ringan dan lebih sederhana sudah cukup,” katanya. 

“Akan lebih baik memiliki Fiat daripada Maserati,” ia menganalogikan.

Namun, keberadaan jet tempur baru dinilai mendesak. Anggota parlemen Thomas Hurter dari Partai Rakyat Swiss yang mantan pilot angkatan udara mengatakan Swiss harus melindungi dirinya sendiri tanpa bergantung pada negara lain.

Baca Juga: Bahrain berhasil gagalkan serangan teroris yang didukung oleh Iran

“Jika kita tidak mengganti pesawat tua ini, artinya kita tidak punya angkatan udara, tidak ada perlindungan lagi dan kita tidak memenuhi konstitusi kita,” ujarnya.

Dia bilang jet yang lebih kecil tidak bisa terbang cukup tinggi atau memiliki percepatan yang dibutuhkan untuk bereaksi cepat terhadap keadaan darurat. “Kami tidak tahu apa yang akan terjadi dalam 50 tahun ke depan,” kata Hurter. 

“Anda harus menyiapkan pemadam kebakaran jika ada rumah yang terbakar, jika tidak, sudah terlambat,” ungkapnya.

Selanjutnya: Inggris sedang berada di titik kritis wabah corona



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×