Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Hubungan strategis antara Microsoft dan OpenAI dilaporkan mengalami ketegangan akibat perbedaan pandangan mengenai ketentuan kontrak terkait Artificial General Intelligence (AGI), menurut laporan The Information pada Rabu (25/6).
Perselisihan tersebut berpusat pada klausul dalam perjanjian kerja sama yang menyebut bahwa apabila OpenAI berhasil menciptakan AGI yakni bentuk kecerdasan buatan yang setara atau melampaui kemampuan kognitif manusia, maka akses Microsoft terhadap teknologi tersebut akan otomatis dibatalkan.
Baca Juga: CEO OpenAI Sam Altman Membongkar Rencana Meta Membajak Insinyurnya
Microsoft, yang merupakan mitra strategis sekaligus investor utama OpenAI, dilaporkan menginginkan agar klausul tersebut dihapus.
Namun hingga saat ini, OpenAI menolak untuk mengubah ketentuan tersebut.
“Kami memiliki kemitraan jangka panjang yang produktif dan telah menghadirkan alat AI luar biasa untuk semua orang. Diskusi masih berlangsung dan kami optimistis akan terus membangun bersama selama bertahun-tahun ke depan,” ujar Microsoft dan OpenAI dalam pernyataan bersama kepada Reuters.
Ketegangan ini muncul di tengah meningkatnya sorotan terhadap masa depan kemitraan keduanya, yang selama ini dianggap sebagai aliansi paling berpengaruh di dunia teknologi kecerdasan buatan.
Baca Juga: Meta Berniat Bajak Insinyur Top OpenAI, Sam Altman: Diiming-imingi Bonus US$100 Juta
Selain itu, laporan juga menyebut bahwa OpenAI memerlukan persetujuan Microsoft untuk menyelesaikan transisinya menjadi public-benefit corporation, namun kedua pihak belum menemukan kata sepakat meski telah bernegosiasi selama berbulan-bulan.
Sebagai informasi, Microsoft pertama kali menjalin kemitraan dengan OpenAI pada 2019 dengan mengucurkan dana investasi sebesar US$1 miliar.
Dukungan ini ditujukan untuk mempercepat pengembangan teknologi AI OpenAI yang dijalankan di atas platform komputasi awan Azure milik Microsoft.
Ketegangan terbaru ini menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan kolaborasi antara dua pemain utama dalam pengembangan teknologi AI global, terutama menjelang kemungkinan tercapainya AGI, fase yang dianggap sebagai lompatan revolusioner dalam sejarah teknologi.