Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tri Adi
Eren Ozmen menjadi salah satu kisah sukses seorang imigran di negeri Paman Sam. Perusahaanya Sierra Nevada Corporation mencatatkan nilai penjualan sekitar US$ 1,9 miliar di tahun lalu. Pencapaian itu naik 18,75% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun sebelum sukses seperti saat ini, Eren sempat mengalami kegagalan saat menjalani proyek pesawat ruang angkasa di NASA. Namun ia tak menyerah, tahun berikutnya, Dream Chaser dipercaya kembali.
Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara incaran para imigran untuk mengadu nasib. Dengan harapan bisa mendapat masa depan yang lebih baik.
Salah satu contoh cerita sukses imigran adalah Eren Ozmen. Wanita keturunan Turki ini diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$ 1,4 miliar. Dia bahkan masuk dalam daftar imigran terkaya pada tahun 2019.
Hari ini dia adalah presiden dan pemilik saham mayoritas Sierra Nevada Corporation, perusahaan penyedia teknologi pertahanan, militer dan pesawat ruang angkasa.
Pada tahun 2018, Sierra Nevada Corporation mencatatkan nilai penjualan US$ 1,9 miliar, atau meningkat 18,75% dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu klien terbesar Eren adalah Badan Penerbangan Antariksa (NASA).
Melalui kerja sama dengan NASA, Sierra Nevada Corporation berinvestasi besar-besaran mengembangkan Dream Chaser. Sebuah proyek pengembangan pesawat ruang angkasa untuk mengangkut astronot dan persedian barang-barang ke stasiun ruang angkasa internasional. Namun sebelum mendapat proyek ini, Sierra Nevada Corporation sempat kalah dari pesaingnya yaitu Boeing dan SpaceX.
Pada Oktober 2013, uji coba penerbangan Dream Chaser pertama gagal. Ketika pesawat ini dijatuhkan dari helikopter pada ketinggian 12.500 kali, roda pendaratan pesawat tidak berfungsi dan kendaraan tergelincir di landasan pacu saat mendarat. Setahun kemudian, NASA melewatkan Sierra Nevada.
Namun kegagalan itu nyaris tidak menyurutkan impian Eren bergabung dalam perlombaan antariksa. Dalam hitungan bulan, perusahaan mendapatkan tawaran kontrak NASA lainnya, untuk pengembangan teknologi pengangkutan termasuk makanan, air, dan percobaan sains, dan perjalanan stasiun luar angkasa internasional.
Kali ini ia menang. Sierra Nevada Corporation dan pesaingnya Orbital ATK serta SpaceX mendapat satu kontrak NASA senilai US$ 14 miliar. Proyek Dream Chaser tanpa awak akhirnya diterima NASA. Sekarang, Dream Chaser tidak hanya akan menerbangkan misi untuk NASA, tetapi juga akan memberikan kesempatan kepada negara-negara berkembang di seluruh dunia untuk terbang di luar angkasa melalui kemitraan dengan PBB pada tahun 2021.
Dibandingkan produsen pesawat luar angkasa lain, Sierra Nevada Corporation masih kalah pamor dengan SpaceX, milik Elon Musk dan Virgin Galatic dari Richard Branson, Blue Origin milik Jeff Bezos dan Scaled Composites Stratolaunch. Meski demikian proyek pengembangan NASA tetap menggiurkan. Sampai 2017 saja, NASA keluarkan bujet pengembangan transportasi ruang angkasa sebesar US$ 17,8 miliar.
Dengan potensi itu, Sierra Nevada Corporation memiliki portofolio program ruang angkasa yang luas termasuk pengembangan satelit kecil, roket dan propulsi, habitat, serta kontrol lingkungan dan sistem pendukung kehidupan. Kini perusahaan sedang merancang dan membangun teknologi untuk membantu misi pendaratan ke planet Mars pada 2020.
Eren berhasil menyabet beberapa penghargaan. Pada tahun 2014, Sierra Nevada Corporation dinilai sebagai salah satu dari 10 perusahaan paling inovatif terkait luar angkasa oleh Fast Company Magazine, serta diberikan penghargaan Aerospace Company of the Year dan menjadi Distinguished Business of the Year.
Sierra Nevada Corporation tumbuh dari sebuah perusahaan kecil yang diisi 20 karyawan menjadi menjadi perusahaan global yang bernilai miliaran dollar. Perusahaan ini mengakuisisi 19 perusahaan teknologi di 34 lokasi berbagai belahan dunia.
(Bersambung)