kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Militer AS investigasi drone yang terbang dekat Air Force One


Rabu, 19 Agustus 2020 / 11:44 WIB
Militer AS investigasi drone yang terbang dekat Air Force One
ILUSTRASI. Militer AS sedang meninjau laporan soal adanya drone yang terbang dekat pesawat kepresidenan Air Force One saat pesawat tersebut akan mendarat di Washington pada Minggu lalu (16/8).


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Militer Amerika Serikat (AS) sedang meninjau laporan dari orang-orang yang bepergian dengan pesawat kepresidenan Air Force One pada Minggu lalu (16/8), yang melihat sebuah benda yang tampak seperti pesawat tak berawak saat Air Force One mendarat di pangkalan militer gabungan Andrews di luar Washington.

"Kami melakukan pendekatan, tapi belum pada pendaratan terakhir. Saya melihat sesuatu dengan bentuk X dan sebagian berwarna kuning. Hanya itu yang bisa saya katakan," kata seorang saksi kepada CNN.

“Jelas ini waktu yang singkat, tapi tidak berlalu begitu saja,” kata saksi itu. "Saya bertanya-tanya apakah mata saya sedang mempermainkan saya, dan kemudian memutuskan bahwa ya, ini pasti ada sesuatu di udara dan hanya jarak pendek di bawah dan sedikit ke samping pesawat kami".

Baca Juga: Air Force One hampir tertabrak drone saat Donald Trump berada di pesawat

Jika sebuah drone mendekati Air Force One, itu akan menjadi pelanggaran keamanan yang berat. Drone dilarang di wilayah udara keamanan nasional terbatas di sekitar Washington.

The 89th Airlift Wing, pasukan pengawal pesawat kepresidenan AS menyatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (17/8), mereka mengetahui laporan tersebut.

"Masalahnya sedang ditinjau. Pesawat mendarat dengan selamat tanpa insiden," tulis pernyataan itu.

Gedung Putih menolak berkomentar soal insiden ini.

Seorang saksi mengatakan, orang yang duduk di belakangnya juga mengamati benda tersebut, dan menanyakan ia juga melihatnya.

"Saya belum pernah melihat sesuatu yang sedekat ini dengan pesawat seperti ini, dan karena kemungkinannya cukup kecil - yaitu, jelas bukan pesawat - tidak mungkin sejauh itu untuk terlihat pada kecepatan itu," kata saksi itu.

Seorang pejabat AS yang tidak mau disebut identitasnya mengatakan kepada CNN bahwa ada sistem sensor di Pangkalan Gabungan Andrews yang seharusnya mendeteksi objek udara yang tidak sah. Mereka telah kembali melihat dan komputer tidak menampilkan apa pun. Mereka terus menyelidiki kasus ini.

Baca Juga: Perkuat pertahanan udara di Indo Pasifik, AS kerahkan pembom B-1B ke Guam




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×