Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Militer China mengklaim bahwa kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) secara ilegal memasuki perairan yang berdekatan dengan Second Thomas Shoal, sebuah atol di Laut China Selatan yang sedang disengketakan dan baru-baru ini menjadi saksi beberapa insiden konfrontasi maritim.
Dalam pernyataannya pada Senin, juru bicara Teater Operasi Selatan China menyatakan bahwa tindakan AS secara serius merusak perdamaian dan stabilitas regional, sambil menambahkan bahwa AS mengganggu Laut China Selatan dan melanggar kedaulatan Tiongkok.
Sengketa wilayah Laut China Selatan melibatkan Tiongkok dan beberapa negara tetangga yang bersaing mengenai klaim luas perairan.
Baca Juga: Pantau Kapal Ilegal China di Laut China Selatan, Ini Langkah Filipina
Di sisi lain, Angkatan Laut AS menyatakan bahwa USS Gabrielle Giffords, sebuah kapal tempur pesisir kelas Independence, sedang menjalankan operasi rutin di perairan internasional di Laut China Selatan, sesuai dengan hukum internasional.
Pernyataan Angkatan Laut AS juga menegaskan bahwa Armada ke-7 AS secara reguler beroperasi di kawasan tersebut, menunjukkan komitmen mereka untuk menegakkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Dalam beberapa bulan terakhir, Tiongkok terlibat dalam beberapa perselisihan dengan kapal-kapal Filipina dan memprotes patroli kapal-kapal AS di wilayah sengketa.
Militer China melaporkan bahwa kapal AS bergerak ke perairan dekat dengan Renai Reef, yang juga dikenal sebagai Second Thomas Shoal, bagian dari Kepulauan Spratly. Second Thomas Shoal terletak di zona ekonomi eksklusif Filipina, sesuai dengan keputusan pengadilan PBB pada tahun 2016.
Baca Juga: Hadapi China, Amerika hingga Australia Akan Gelar Latihan Drone Maritim pada 2024
Juru bicara militer China menyatakan bahwa kapal AS telah diawasi dan diikuti, dan pasukan Tiongkok di teater tersebut selalu waspada untuk secara tegas mempertahankan kedaulatan nasional mereka.
Sementara itu, Angkatan Laut AS menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan sekutu dan mitra mereka dalam mendukung visi bersama untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Pada hari Minggu sebelumnya, Penjaga Pantai Filipina merespons peningkatan yang "mengkhawatirkan" dalam jumlah kapal milisi maritim Tiongkok di terumbu karang dalam zona ekonomi eksklusif mereka dengan mengerahkan dua kapal ke Laut China Selatan.