Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Pemerintah Israel menegaskan menentang rencana Washington membuka kembali konsulat Amerika Serikat (AS) di Yerusalem yang secara tradisional menjadi basis menjadi basis jangkauan diplomatik kepada Palestina.
Saat ini, konsulat yang hendak dibuka kembali oleh Pemerintahan Presiden AS Joe Biden itu, telah dimasukkan ke dalam Kedutaan Besar AS yang dipindahkan ke Yerusalem dari Tel Aviv pada 2018 saat AS dipimpin Presiden Donald Trump. Sebuah langkah kontroversial yang diambil AS dan dikutuk Palestina.
Sementara itu, Biden ingin membuka kembali konsulat tersebut untuk membangun hubungan dengan Palestina, yang berjuang mempertahankan bagian wilayahnya dari Yerusalem, serta Tepi Barat dan Jaluar Gaza yang diduduki, untuk sebuah negara harapan.
Baca Juga: Bank Sentral Israel Belanja Mata Uang, Cadangan Devisa Tembus Rekor US$ 205,91 Miliar
"Tidak mungkin, itu tidak mungkin," ujar Menteri Kehakiman Israel, Gideon Saar pada konferensi yang diselenggarakan Surat Kabar Jerusalem Post ketika ditanya apakah pembukaan kembali konsulat akan dilanjutkan, seperti dilansir Reuters, Selasa (12/10).
Ia mengatakan, pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem perlu persetujuan Israel. "Kami tidak akan berkompromi tentang masalah ini," ucapnya.
Masalah ini kemungkinan akan muncul selama kunjungan ke Washington pada hari Selasa oleh Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, seorang nasionalis di atas koalisi lintas-partisan, menentang kenegaraan Palestina, dan Lapid mengatakan bahwa pembukaan kembali konsulat dapat mengganggu ketenangan pemerintah.