Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perusahaan otomotif asal Jerman Mercedes-Benz mengatakan, telah memangkas harga untuk beberapa mobil listrik seperti model EQE dan EQS di China.
Pemangkasan harga Mercedes-Benz ini sebagai bagian dari strategi untuk lebih masuk ke pasar kendaraan listrik di China. Tesla sebagai pesaing Mercedes-Benz telah melaporkan penjualan kendaraan listriknya yang mencapai angka penjualan lebih tinggi.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (16/11), produsen mobil mewah ini menyatakan bahwa harga eceran (MSRP) untuk kendaraan listrik crossover EQE dipangkas sebesar 9% dan harga limusin mewah EQS dipangkas sebesar 11% sampai dengan 22%.
Baca Juga: Mobil Listrik Premium Buatan Geely Akan Masuk Eropa, Susul BYD, Xpeng dan Great Wall
Juru bicara Mercedes-Benz mengatakan, segmen kendaraan listrik Top-End di China masih berkembang, untuk itu Mercedes-Benz sedang memposisikan ulang model kendaraan listrik tertentu di China.
Pada 0958 GMT, saham Mercedes-Benz mengalami penurunan sebesar 5,34% dari penutupan Selasa (15/11).
Adapun, produsen mobil asal negeri Panzer ini tidak mengharapkan penjualan yang melonjak di China untuk model EQS. Sebab EQS didesain lebih diarahkan untuk pelanggan yang berada Eropa dan Amerika Serikat. Orang Eropa dan Amerika Serikat lebih menyukai bentuk aerodinamis yang lebih datar.
Dengan demikian, Mercedes-Benz memiliki harapan lebih tinggi untuk EQS-SUV yang lebih cocok untuk pelanggan kelas atas di China yang cenderung dikemudikan oleh sopir dan lebih memilih lebih banyak ruang. Pelanggan di China juga akan lebih memilih mobil dengan ruang kepala di belakang.
Sebagai informasi, menurut Asosiasi Mobil Penumpang China, Mercedes-Benz telah menjual sebanyak 11.327 mobil listrik di China dari Januari 2022 hingga Agustus 2022.
Jika dibandingkan dengan Tesla, yang telah menjual hampir 400.000 dan BYD China yang terjual hampir satu juta.
Baca Juga: Ada Rumor Diakuisisi Indomobil Group, Begini Kata Mercedes-Benz Indonesia
Tesla juga telah memangkas harga di China hingga 9% pada Oktober 2022 untuk pertama kalinya di tahun ini, setelah Kepala Eksekutif Elon Musk mengatakan "semacam resesi" yang sedang berlangsung di China dan Eropa.
Penjualan di seluruh industri diperkirakan akan melambat hingga 2023, menurut China Merchants Bank International, dengan beberapa analis memperkirakan perang harga mobil terjadi di China.