kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mohed Altrad: Jeli menangkap peluang bisnis (1)


Selasa, 26 Mei 2015 / 13:51 WIB
Mohed Altrad: Jeli menangkap peluang bisnis (1)
ILUSTRASI. Promo Alfamart Minyak Murah Periode s/d 14 Desember 2023.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Mohed Altrad cukup jeli dalam menangkap peluang bisnis. Meski hanya berjualan mesin perancah bangunan, Altrad berhasil masuk dalam daftar orang kaya dunia. Nilai kekayaan Mohed Altrad ditaksir bisa mencapai US$ 1 miliar. Selain sibuk membesarkan Altrad Group, pria yang lahir dan besar di Suriah ini, kini menjadi presiden klub olahraga rugby di Prancis. Lalu, Altrad juga tertarik dengan dunia tulis-menulis. Tercatat, sudah tiga novel yang ditulisnya.  

Prancis sudah lama dikenal sebagai salah satu negara tujuan imigran untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Negeri ini pula lah yang menjadi tempat bagi Mohed Altrad untuk mengubah jalan hidup dari seorang anak yatim gurun pasir Suriah menjadi konglomerat dengan jaringan usaha yang tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Nama Mohed Altrad kini tak bisa dilepaskan dari Altrad Group, konglomerasi yang bergerak di bidang peralatan konstruksi dan industri. Altrad Group telah beroperasi di lebih dari 20 negara dunia. Lewat bisnisnya yang menggurita, Mohed Altrad masuk ke golongan jet set dengan kekayaan pribadi mencapai US$ 1 miliar.

Altrad datang ke Prancis sekitar 46 tahun silam sebagai seorang mahasiswa yang mengantongi beasiswa dari Pemerintah Suriah. Di awal perantauannya ke Prancis, Altrad tidak mahir berbahasa lokal. Bahkan, kondisi keuangannya jauh dari layak. Pemuda yang lama tinggal di gurun itu hanya mampu makan sekali dalam sehari.

Berkat kerja kerasnya, Altrad menjadi nakhoda sebuah perusahaan dengan produk andalannya yakni mesin perancah bangunan dan pencampur semen (cement mixer). Bermarkas besar di Montepellier, Prancis, Altrad Group memiliki 92 anak usaha di berbagai negara.

Dalam setahun terakhir, pendapatan Altrad tembus hingga US$ 1 miliar. Sejak lima tahun silam, pertumbuhan pendapatan Altrad tumbuh dua kali lipat.

Pada tahun lalu, Altrad Group meraup penjualan € 861 juta. Mayoritas penjualan berasal dari perusahaan skala besar yakni mencapai nyaris 40%. Sementara 37% penjualan berasal dari berbagai distributor alat konstruksi. Sisanya, berasal dari perusahaan skala kecil.

Dari sisi geografis, penyumbang pendapatan terbesar adalah Prancis yakni 34%. Sisanya sebesar 66% atau € 569 juta berasal dari berbagai negara tujuan ekspor Altrad Group.

Lalu, laba sebelum pajak dan amortisasi (EBITDA) Altrad Group pada tahun lalu sebesar € 135 juta, naik 50% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 silam, nilai EBITDA Altrad Group sebesar € 90 juta, naik dari perolehan 2012 yakni sebesar € 70 juta.

Walaupun keuangan perusahaan cukup sehat, perjalanan bisnis Altrad pada periode 2012-2013 cukup berat. Laba operasi perusahaan saat itu tumbuh tipis dari € 49,3 juta menjadi € 50,2 juta. Namun di tahun lalu, kinerja Altrad bangkit dan meraih laba operasional € 88,8 juta.

Bila dicermati, keberuntungan Mohed Altrad bukan berasal dari teknologi canggih. Alat konstruksi perancah buatannya  mengadopsi teknologi dari zaman Mesir kuno. Namun, alat ini justru merupakan komoditas penting bagi industri konstruksi sampai saat ini. Konsumennya pun berada di lebih dari 100 negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

Selain berbisnis peralatan konstruksi, Mohed Altrad juga menjadi orang yang cukup dicintai di Montpellier. Kota tersebut menjadi tenar dengan kehadiran kerajaan bisnisnya. Altrad juga menjadi presiden klub rugby lokal, Montpellier Herault Rugby.

Kepemilikan klub olahraga ini dimulai pada 2011 saat walikota Montpellier harus mencari investor baru untuk menyelamatkan klub yang terancam bangkrut. Altrad yang sama sekali belum pernah menonton klub ini secara langsung justru yang menjadi penyelamat.

Selain olahraga, Altrad tertarik di dunia tulis menulis. Hal ini dibuktikan dengan tiga buah novel yang ia tulis sendiri. Termasuk diantaranya sebuah semi autobiografi tentang dirinya saat masih tinggal bersama lingkungan suku Badui di tanah kelahirannya, Suriah.              

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×