Reporter: Rika Theo, Bloomberg |
LONDON. Moody’s Investors Service memangkas prediksi pertumbuhan Inggris. Moody’s juga menegaskan pemerintah Inggris bakal lebih sulit mencapai target pengurangan utangnya.
Moody’s memperkirakan ekonomi Inggris akan tumbuh 0,4% tahun ini dan 1,8% tahun depan. Nantinya, ekonomi bisa kembali ke tren pertumbuhan 2,5% namun bakal makan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
“Moody’s melihat tantangan yang bertambah dalam memenuhi pengurangan utang dalam jadwal yang dibuat pemerintah,” ujar lembaga pemeringkat internasional itu hari ini (31/7).
Menteri Keuangan Inggris George Osborne telah berupaya dengan rencana pengetatan fiskal untuk mengamankan peringkat rating Inggris. Bahkan kebijakan fiskal ketat itu terus berlanjut meski Inggris telah jatuh lagi ke dalam resesi ulang alias double dip recession. Osborne dan Perdana Menteri Inggris David Cameron beralasan, pengetatan fiskal akan berguna untuk menurunkan biaya surat utang pemerintah di tengah krisis euro yang berkepanjangan.
Moody’s telah memberikan Inggris rating Aaa dengan outlook negatif. Menurut Moody’s, outlook itu sebagian mencerminkan kekhawatiran atas kondisi makroekonomi Inggris dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, Moody’s masih berpendapat Inggris memiliki risiko pembiayaan utang terendah dibandingkan negara dengan peringkat Aaa lainnya. Rata-rata masa jatuh tempo surat utang Inggris melebihi 14 tahun.
Pekan lalu, S&P tak mengubah peringkat utang Inggris. Peringkat Inggris tetap berada di AAA karena S&P melihat pemerintah Inggris berkomitmen menjalankan program fiskal.