kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

Mukesh Jagtiani: Pengusaha ritel yang hemat dan ternama (5)


Kamis, 23 Desember 2010 / 07:27 WIB


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Test Test

Dengan kekayaan yang dimilikinya sekarang, Mukesh 'Micky' Jagtiani sebenarnya bisa hidup mewah. Tapi mengingat pengalaman masa mudanya yang sangat boros, Jagtiani malah menjadi pribadi yang sangat hemat. Duitnya hanya keluar untuk ekspansi bisnis ritel atau untuk kepentingan yayasan amalnya. Ia mendapatkan penghargaan sebagai pengusaha ritel ternama di Timur Tengah. Bahkan banyak pebisnis ritel kurang afdol berekspansi tanpa berkonsultasi dengannya.

Agar terus bisa berekspansi, Jagtiani berniat menjala dana dari pasar modal. Saran ini ia dapat dari bankir untuk mencari dana dari luar perusahaannya serta bank, yakni lewat pasar modal. Untuk itu, Jagtiani akan mencatatkan saham Landmark Group di bursa saham Arab Saudi sekitar tahun depan.

Vipen Sethi, Chief Executive Officer Landmark mengatakan, perusahaan ritel ini juga berniat mencatatkan saham di Dubai dan India, setelah tercatat di bursa saham Arab Saudi. "Dari sudut pandang kami, ini masuk akal karena menambah basis investornya sekaligus menambah pasar," kata Sethi seperti yang dikutip koran Abu Dhabi, The National.

Tahun 2011, Landmark juga berniat membuka 100 toko baru dan meningkatkan jumlah pekerja sekitar 15% hingga 20% dari total pekerjanya sekarang sekitar 31.000 orang. Landmark pun menargetkan kenaikan penjualan hingga 20% untuk tahun 2010 ini dan 2011 nanti. Tahun 2009 lalu penjualan Landmark mencapai US$ 3,2 miliar. "Kami memiliki pasar yang cukup besar di kelas menengah," kata Sethi. Dengan strategi itu, penurunan kondisi ekonomi tipis pengaruhnya untuk Landmark.

Dengan kesuksesannya selama puluhan tahun membangun bisnis, Jagtiani menjadi tokoh yang disegani di Dubai, Uni Emirat Arab. Apalagi berbagai penghargaan terus didapatkannya berkali-kali. Antara lain, dia mendapatkan penghargaan Retail Personality of the Year dalam penyelenggaraan Annual Retail Middle East Awards 2007.

Pada penyelenggaraan yang sama, Landmark pun memegang penghargaan Middle East Retailer of the Year. Tahun berikutnya, penghargaan yang sama juga diterima Landmark. Sementara itu, Jagtiani mendapat penghargaan Entrepreneur of The Year pada acara Middle East Business Achievement Awards 2008.

Kesuksesan juga membuat Jagtiani dekat dengan keluarga berpengaruh di Dubai. "Tidak ada seorang pun membuka pusat perbelanjaan di Dubai tanpa berkonsultasi kepada Jagtiani," kata sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan. Menurut sumber itu, berkonsultasi dengannya menjadi satu kehormatan tersendiri.

Meski sudah kaya, Jagtiani bukan lagi orang yang boros. Duit hasil investasinya dan keuntungan di Landmark tidak pernah disia-siakan. "Orang-orang lain membeli mobil mewah atau rumah, saya lebih memilih berinvestasi di ritel," katanya. Berkaca pada pengalaman hidup borosnya ketika muda, Jagtiani kini hidup sangat hemat. Ia terbang dengan kelas ekonomi, hanya memiliki satu mobil Mercedes untuk bepergian yang dikendarainya sendiri, dan tidur di lantai di vilanya yang berisi 10 kamar. "Istri saya yang ingin membelinya," kata Jagtiani.

Hobinya adalah mempelajari pengobatan alternatif dan mengoleksi patung Buddha. Hingga kini Jagtiani sudah memiliki 95 patung. Jagtiani bilang ayahnya mungkin saat ini senang kalau bisa melihat hasil kerjanya. "Dia tahu kalau saya bisa menghidupi diri saya sendiri," katanya kepada Forbes.

Duit lebihnya kini banyak tersalur lewat Chennai Charity dan Landmark International Foundation for Empowerment (LIFE) yang didirikan tahun 2000. Jagtiani aktif memberikan dana ke panti asuhan di daerah kumuh India. Ia pun menginap di panti ini ketika sedang dalam perjalanan bisnis. "Saya ingin mengajar bahasa Inggris untuk orang-orang miskin di India," kata Jagtiani.

Di bawah LIFE yang ada di Chennai, India, Jagtiani mengumpulkan anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya dan para lansia miskin dalam satu atap. Ia menyediakan sekolah, pelatihan kejuruan, dan fasilitas medis untuk lebih dari 100.000 orang di India.

(Selesai)




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×