Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SEJUMLAH perusahaan teknologi diramalkan bakal kembali meramaikan aksi penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).
Para calon anggota bursa ini diharapkan tak bernasib sial seperti pendahulunya macam Uber Technologies Inc, dan Lyft Inc yang harga sahamnya kini diperdagangkan lebih murah dibandingkan harga penawarannya. Atau seperti WeWork yang kegagalannya melantai berbuntut krisis keuangan.
Sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Minggu (26/1), penyedia layanan akomodasi daring Airbnb Inc. diprediksi bakal jadi primadona tahun ini, setelah perusahaan tengah mempertimbangkan aksi IPO.
Baca Juga: Airbnb merencanakan IPO di tahun 2020
Valuasi perusahaan diprediksi mencapai US$ 31 miliar pasca pendanaan 2017 lalu. Meskipun rencana IPO Airbnb diprediksi tak akan dilakukan dengan menerbitkan saham baru, melainkan menjual sejumlah saham investornya, agar mereka bisa langsung mengeruk cuan.
Sejumlah penyediaan layanan kuliner daring diperkirakan juga bakal melakukan aksi serupa. Postmates Inc. sejak Februari 2019 lalu sudah mengajukan dokumen IPO.
Kemudian perusahaan back-end software buat layanan pengiriman Olo, juga akhir tahun lalu telah menggandeng penjamin emisi dan telah menakar valuasinya mencapai US$ 1 miliar. Adapun DoorDash Inc berencana bakal melakukan direct listing.
Perusahaan teknologi lain yang kini sedang mempertimbangkan aksi direct listing adalah Gitlab Inc, dan Asana Inc. Aksi ini memang mulai nge-tren sejak Spotify melakukannya pada 2018 lalu.
Baca Juga: Valuasi WeWork China US$ 1 miliar, Temasek dan Trustbridge ingin perbesar saham
Adapun perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) Reynolds Consumer Goods juga tengah membidik valuasi US$ 5,7 miliar. Sementara jaringan restoran Topgolf International Inc membidik valuasi US$ 4 miliar.
Kemudian ada peritel Alberston Cos, dan peritel Casper Sleep Inc yang telah mengajukan dokumen IPO. Aksi Albertsons diprediksi bakal menjadi aksi IPO bernilai terbesar tahun.