Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China pada Senin (4/7) merespons peringatan yang tidak bertanggungjawab dari NASA bahwa China mungkin "mengambil alih" Bulan sebagai bagian dari program militer, dengan mengatakan Beijing selalu menyerukan pembangunan komunitas bangsa di luar angkasa.
China telah meningkatkan kecepatan program luar angkasanya dalam dekade terakhir, dengan eksplorasi Bulan sebagai fokus.
China melakukan pendaratan tanpa awak pertamanya di Bulan pada 2013 dan mengharapkan untuk meluncurkan roket yang cukup kuat guna mengirim astronot ke satelit Bumi itu menjelang akhir dekade ini.
"Kita harus sangat khawatir bahwa China mendarat di Bulan dan mengatakan: Ini milik kita sekarang dan Anda tetap di luar," kata Kepala NASA Bill Nelson kepada surat kabar Jerman Bild dalam sebuah wawancara yang terbit Sabtu (2/7) pekan lalu.
Nelson menyebutkan, program luar angkasa China adalah program militer dan negeri tembok raksasa telah mencuri ide serta teknologi dari orang lain.
Baca Juga: China Ciptakan Fasilitas Penelitian Bulan Buatan, Untuk Apa?
"Ini bukan pertama kalinya kepala Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) mengabaikan fakta dan berbicara tidak bertanggungjawab tentang China," kata Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip Reuters.
"Pihak AS terus-menerus membangun kampanye kotor melawan upaya luar angkasa China yang normal dan masuk akal, dan China dengan tegas menentang pernyataan tidak bertanggung jawab seperti itu," tegasnya.
China selalu mempromosikan pembangunan masa depan bersama bagi umat manusia di luar angkasa dan menentang persenjataannya juga perlombaan senjata apa pun di luar angkasa, dia menambahkan.
NASA, di bawah program Artemis, berencana mengirim misi berawak untuk mengorbit Bulan pada 2024 dan melakukan pendaratan berawak di dekat Kutub Selatan Bulan di 2025 mendatang.
Sementara China sedang merencanakan misi tanpa awak ke Kutub Selatan Bulan beberapa waktu dekade ini.